
PPKM Jakarta Tetap Level 1 Kala Kasus Covid Meledak 254%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) khususnya di wilayah Jawa-Bali kembali diperpanjang selama dua minggu ke depan, terhitung mulai 2 hingga 15 Agustus 2022 mendatang.
Keputusan perpanjangan PPKM sejalan dengan terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) 38/2022. Dalam aturan tersebut, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masih tetap menerapkan PPKM level 1.
Penetapan kriteria PPKM level 1 ditetapkan pemerintah berdasarkan pertimbangan dari para pakar salah satunya terkait dengan kondisi faktual yang terjadi, meski di tengah kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur Jenderal Bina Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri Safrizal ZA mengemukakan kenaikan jumlah kasus Covid-19 memang terjadi, namun ada beberapa hal lain yang menjadi indikator di balik keputusan pemerintah.
"hal penting yang secara paralel harus kita lihat adalah terkait dengan tingkat keterisian rumah sakit (BOR) yang masih rendah, hal ini menunjukkan fatality rate dari virus Covid-19 saat ini terkendali," kata Safrizal dalam keterangan resmi.
"Sehingga masyarakat tidak perlu panik tetapi tetap menjaga disiplin protokol kesehatan, khususnya di tempat tertutup dan tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan " katanya.
Sementara itu, pemerintah juga memperpanjang PPKM luar Jawa-Bali hingga 5 September mendatang. Seluruh wilayah luar Jawa-Bali juga masih menerapkan PPKM level 1 selama satu bulan ke depan.
Sebagai informasi, Penyebaran Covid-19 di Indonesia melonjak drastis selama Juli. Dalam sepekan terakhir, angka kematian bahkan selalu menembus double digit.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir (25-31 Juli) menembus 38.756, atau melesat 16,1% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 33.389.
Tambahan kasus mingguan dalam sepekan terakhir juga menjadi yang tertinggi sejak pekan ketiga Maret 2022 atau dalam empat bulan terakhir. Pada pekan ketiga Maret (21-27 Maret 2022), tambahan kasus Covid menembus 36.470. Dengan kenaikan pada sepekan terakhir berarti kasus Covid-19 di Indonesia sudah meningkat selama 10 pekan lebih.
Masih tingginya penyebaran Covid-19 pada pekan terakhir adalah bukti bahwa Covid-19 masih meledak hingga minggu ke empat bulan lalu. Kondisi ini juga menguatkan perkiraan Kementerian Kesehatan jika lonjakan Covid-19 di Indonesia akan lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Semula, lonjakan Covid-19 diperkirakan akan mencapai puncak pada minggu kedua dan ketiga Juli.
Dengan tambahan kasus sebanyak 38.756 pada minggu ke empat maka total kasus Covid-19 yang dilaporkan Indonesia selama Juli menembus 118.638. Jumlah tersebut melesat 254,3% dibandingkan Juni dan melonjak 1.351% dibandingkan Mei.
Tambahan kasus pada Juli juga menjadi yang tertinggi sejak Februari tahun ini atau saat puncak gelombang III akibat varian Omicron melanda Indonesia. Pada bulan tersebut, Indonesia melaporkan kasus sebanyak 448.370.
Kasus Covid-19 di Indonesia mulai melonjak pada akhir Mei tahun ini seiring masuknya subvarian BA.4, BA.5. Tambahan kasus pada Selasa-Kamis pekan lalu bahkan selalu di atas 6.000 per hari. Padahal, Indonesia tidak pernah melaporkan tambahan kasus di atas 5.000 per hari sejak 23 Maret lalu.
Jakarta, Jawa Barat, dan Banten masih menjadi episentrum penyebaran subvarian Omicron BA.4, BA.5. Selama Juli tahun ini, tambahan kasus Covid di Jakarta mencapai 61.096 sementara Jawa Barat sebanyak 21.993 dan Banten sebanyak 19.336.
Tidak hanya kasus positif, angka kematian juga meledak pada Juli 2022. Jumlah kasus kematian pada bulan lalu mencapai 256 jiwa, melonjak 76,6% dibandingkan pada Juni yang tercatat 145 jiwa.
Sepekan terakhir, kasus kematian juga selalu menembus di atas double digit. Selain itu, kasus kematian menembus 91 jiwa atau naik 71,7% dibandingkan pekan sebelumnya. Kasus kematian double digit selama sepekan belum pernah dilaporkan Indonesia sejak pertengahan Mei 2022.
Angka positivity rate selama Juli tahun ini juga ada di angka 6,32%, melonjak dibandingkan 2,23% yang tercatat pada Juni. Positivity rate pada Juli sudah di atas ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%. Dalam empat hari terakhir, positivity rate bahkan di atas 11%, tertinggi sejak 13 Maret.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Alasan Perubahan 'Kilat' PPKM Level 2 Jabodetabek
