
Kim Jong Un Tantang AS, Ini Kekuatan Nuklir Korea Utara

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) mengatakan intensinya untuk memobilisasi sistem persenjataan nuklir. Hal ini dilontarkannya tatkala hubungan antara Pyongyang dengan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) memanas.
Dalam pidato untuk menandai gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea atau yang dikenal dengan 'Hari Kemenangan', Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un mengatakan AS telah menjadi ancaman besar bagi negaranya.
Ia bahkan mengaku siap bila memang terjadi perang yang melibatkan nuklir antara negaranya dengan Korsel dan AS.
"Angkatan bersenjata kami benar-benar siap untuk menanggapi krisis apa pun, dan pencegahan perang nuklir negara kami juga sepenuhnya siap untuk memobilisasi kekuatan absolutnya dengan setia, akurat, dan segera ke misinya," katanya dalam sebuah sesi yang ditayangkan media pemerintah dan dikutip Al Jazeera, Kamis (28/7/2022).
Korut sendiri memang diketahui menjadi salah satu negara dengan kepemilikan senjata nuklir. Dalam rilis terbaru Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Pyongyang disebut memiliki 40 hingga 50 senjata nuklir.
Di sisi lain, Korsel yang merupakan rivalnya tidak memiliki senjata nuklir. Meski begitu, salah satu sekutu strategis Seoul yakni AS memilikinya.
Dalam data SIPRI, AS adalah salah satu kekuatan nuklir terbesar di dunia. Negeri Paman Sam itu memiliki hingga 5.550 unit hulu ledak nuklir. Angka ini hanya berada di bawah Rusia yang mempunyai hingga 6.255 unit.
Perkembangan nuklir Korut sendiri sebenarnya sempat ingin diredam AS pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Namun negosiasi antara keduanya mandek dan cenderung gagal.
Hal ini kemudian mendorong Pyongyang untuk melanjutkan program nuklir dan rudal balistiknya. Negara yang dikenal tertutup itu juga telah beberapa kali meluncurkan uji coba rudal pada tahun ini.
Keputusan Pyongyang untuk meneruskan program nuklir terbaru ini pun ditentang oleh AS dan Korsel. Para pejabat keduanya mengatakan akan menerapkan sanksi kepada negara tertutup itu.
"Korut kemungkinan akan menghadapi sanksi yang lebih kuat, termasuk langkah-langkah yang bertujuan untuk membatasi kemampuan serangan sibernya jika melanjutkan uji coba," kata Menteri Luar Negeri Korsel pada hari Rabu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Rudal, Korea Utara Terancam Krisis Rokok dan Minyak