APBN Surplus Berturut-turut, Sri Mulyani: Kami Tak Jumawa!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
29 July 2022 14:55
Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Seremoni Dies Natalis VII Politeknik Keuangan Negara STAN
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Seremoni Dies Natalis VII Politeknik Keuangan Negara STAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan meskipun kinerja APBN surplus dalam enam bulan terakhir, tak membuat pihaknya tinggi hati alias jumawa. Pasalnya perekonomian di dalam negeri masih diselimuti oleh ketidakpastian ekonomi global.

"Kemarin kami di Kemenkeu sampaikan bahwa APBN sampai Juni surplus. Kami tidak jumawa. Kami tahu situasi (global) masih akan cair dan dinamis," ujarnya dalam acara Dies Natalis ke-7 PKN STAN, Jumat (29/7/2022).

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat APBN surplus sebesar Rp 73,6 triliun pada semester I-2022. Besaran surplus itu setara dengan 0,39% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Surplus APBN hingga akhir Juni 2022 cukup baik bila dibandingkan akhir Juni 2021 yang tercatat defisit Rp 283,1 triliun. Surplus ini ditopang oleh pendapatan negara yang tumbuh signifikan dibandingkan belanja negara.

Sri Mulyani bilang, ekonomi dunia saat ini tengah diselimuti ketidakpastian, mulai dari pandemi Covid-19 yang belum usai, ditambah adanya perang antara Rusia dan Ukraina. Semuanya memberikan dampak rambatan pada perekonomian global.

Tercermin, saat ini inflasi sudah meroket di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara kawasan Eropa.

"Dunia tidak baik-baik saja, inflasi di berbagai negara melonjak sangat tinggi," kata Sri Mulyani.

Lantaran, inflasi yang tinggi akan direspons oleh bank-bank sentral dengan pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga yang agresif, sehingga membuat terjadinya arus modal keluar (capital outflow) dari negara emerging market, termasuk Indonesia.

"Berbagai kemungkinan terjadi, dengan kenaikan suku bunga maka outflow terjadi di seluruh negara berkembang dan emerging market, termasuk Indonesia, dan itu bisa pengaruhi nilai tukar rupiah, suku bunga, bahkan inflasi di Indonesia," ujarnya lagi.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular