Internasional

Bukan Gertak Sambal, 'Bom' Baru Putin Pasti buat Eropa Resesi

Thea Fathanah Arbar & sef, CNBC Indonesia
29 July 2022 08:59
uni eropa
Foto: Dok Reuters

Mengutip CNBC International Jumat (29/7/2022), langkah baru Rusia ini menempatkan Eropa dalam situasi yang sulit. Benua itu harus bersaing dengan inflasi yang merajalela, perang di Ukraina dan rantai pasokan yang sudah bermasalah setelah pandemi Covid-19.

Wilayah ini, dalam catatan Statistical Review 2022, telah menerima sekitar 45% dari pasokan tahunannya dari Rusia. Sumber alternatif, seperti gas alam cair (LNG) AS, mungkin tidak dapat menggantikan hidrokarbon Rusia dengan cukup cepat.

"Biaya energi yang tinggi mendorong Eropa Barat menuju resesi," kata S&P Global Market Intelligence dalam sebuah laporan terbaru.

"Perkiraan Juli kami sudah memasukkan kontraksi kuartal kedua yang ringan dalam PDB riil di Inggris, Italia, Spanyol, dan Belanda," tambah lembaga itu lagi.

"... kemunduran lain kemungkinan terjadi pada kuartal keempat karena pasokan energi yang tidak dapat diandalkan."

Penjatahan yang dilakukan Eropa sebagai strategi melawan Rusia, juga bisa jadi bumerang. Terutama ke industri.

"Ini akan berdampak pada industri padat energi seperti pembuat mobil, perusahaan kimia, dan penambangan kripto. Hal itu tidak dapat dikesampingkan," kata Kepala Energi, Utilitas, dan Sumber Daya Global Infosys Consulting Simon Tucker.

Menurutnya, negara-negara Eropa harus melakukan semua yang mereka bisa untuk mengisi kembali cadangan gas sebelum cuaca dingin. Ini berarti tak sekadar mengurangi penggunaan energi, tetapi juga meningkatkan pasokan.

"Kami sudah melihat peningkatan besar dalam pengiriman LNG dari Timur Tengah dan Amerika Utara, tetapi negara-negara perlu mempercepat modernisasi infrastruktur mereka sendiri," jelasnya.

"Pengerahan massal alternatif energi domestik rendah karbon seperti reaktor nuklir mini dan energi terbarukan masyarakat bukan hanya 'menyenangkan untuk dimiliki', tetapi juga penting jika kita ingin keluar dari krisis ini dengan lebih kuat," tambahnya.

Masalahnya, program modernisasi infrastruktur tersebut dinilai membutuhkan waktu yang lama sehingga Eropa kemungkinan akan merasakan lebih banyak kesulitan ekonomi dalam waktu dekat.

"Ketika rencana penjatahan energi untuk musim dingin disepakati, kami memprediksi bahwa kondisi keuangan yang lebih ketat di Eropa akan menyebabkan reaksi yang jauh lebih buruk dalam ekonomi riil, mengingat sikap dalam tabungan, leverage rumah tangga, dan neraca perusahaan. Musim dingin sedang 'mengetuk pintu' Eropa," tutup Citi.

Halaman 3>> Good Bye Eropa, Rusia Dapat Pasar Gas Baru?

(sef/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular