Bukan Rusia, Inggris Ungkap Negara Ini Jadi Ancaman Terbesar
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia bukan satu-satunya negara yang menjadi ancaman di dunia saat ini. Mantan Petinggi Angkatan Laut (AL) Inggris memperingatkan bahwa China kemungkinan yang menjadi ancaman besar bagi dunia lainnya.
Admiral AL Ben Key mengatakan saat ini negaranya terlalu fokus dengan Rusia yang sedang melakukan serangan ke Ukraina. Padahal, katanya, disaat Inggris sedang bersiap menghadapi Rusia, London melupakan perkembangan militer China.
"Hanya karena berfokus pada risiko 'beruang', kita jadi lupa akan 'harimau'. China akan menjadi lebih berani oleh perang Ukraina," ujarnya, mengutip Express.co.uk, dikutip Jumat (29/7/2022).
Admiral Key pun menjabarkan alasan dari argumennya ini. Pertama, ia mengutip Bank Dunia yang menempatkan PDB China 10 kali lipat dari Rusia. Selain itu, Admiral Key juga menggarisbawahi bagaimana China menghabiskan lebih dari US$ 293 miliar tahun lalu untuk pertahanan.
"Melihat anggaran pertahanan mereka tumbuh selama 27 tahun berturut-turut, dibandingkan dengan Rusia, yang katanya menghabiskan kurang dari seperempat pada US$ 66 miliar," katanya.
"Sementara dunia menganggap Rusia sebagai bahaya yang nyata dan sekarang, sebenarnya China yang merupakan tantangan jangka panjang."
Admiral Key juga menekankan ada beberapa hal yang dapat menjadi sumber ketegangan antara Barat dan Beijing. Salah satunya adalah klaim Negeri Tirai Bambu itu di wilayah Laut China Selatan (LCS) dan juga terkait wilayah Taiwan.
"Dari inisiatif Belt and Road hingga String of Pearls, dari 'pembangunan pulau' di Laut China Selatan hingga desain di Taiwan," tandasnya.
Hal yang senada juga disampaikan oleh penasihat keamanan nasional Inggris Stephen Lovegrove. Ia mengatakan risiko konfrontasi nuklir tidak hanya akan muncul dari Rusia, tetapi juga dari China.
"Ini akan memberi kami tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi bahwa kami tidak akan salah menghitung langkah kami ke dalam perang nuklir," kata Lovegrove, mengutip Al Jazeera.
"Hari ini kami tidak memiliki dasar yang sama dengan pihak lain yang mungkin mengancam kami di masa depan, terutama dengan China." sambungnya.
Lovegrove juga menyatakan keprihatinan tentang proliferasi senjata nuklir di negara-negara 'nakal', serta perkembangan pesat persenjataan tersebut di antara kekuatan nuklir dunia.
(tfa/tfa)