
Bukan Sri Lanka! Negara Ini Terancam Bangkrut, Utang 67% PDB

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenya terancam menuju jurang kebangkrutan. Ini akibat utang yang meningkat signifikan sembilan tahun terakhir, di bawah kepemimpinan pemerintah Presiden Uhuru Kenyatta.
Tingkat utangnya kini melonjak menjadi 9 triliun shilling atau 67% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini naik signifikan dari 2 triliun shilling atau 40% PDB di 2013, saat ia pertama menjadi presiden.
"Peningkatan utang sangat cepat," kata Robert Shaw, analis kebijakan ekonomi independen yang berbasis di Nairobi, dikutip Reuters, Kamis (28/7/2022).
Utang sebenarnya banyak dipakai untuk membiayai infrastruktur. Termasuk sekitar US$ 8 miliar dari China.
Pemerintahannya telah memodernisasi jaringan kereta api berusia seabad yang bobrok. Pemerintah juga membangun lebih banyak jalan beraspal, hingga 10.000 km.
Jumlah rumah tangga yang terhubung ke jaringan listrik telah meningkat tiga kali lipat. Totalnya menjadi lebih dari 8 juta.
Namun, peringatan utang datang sejak tahun 2018. Dana Moneter International (IMF) mengklasifikasikan Kenya sebagai negara yang berisiko tinggi mengalami kesulitan utang.
"Dan, risiko itu tetap ada," kata Kepala Misi IMF di Kenya, Mary Goodman, kepada wartawan baru-baru ini.
Ini juga diyakini menghambat kemampuan pemerintah untuk mengatasi kelaparan yang terus meningkat di negeri itu, termasuk harga yang melonjak. Kekeringan menambah parah persoalan.
"Orang tua dengan anak-anak di sekolah sangat menderita. Harga makanan juga merugikan mereka," kata Steve Otiende, pemilik toko kecil di Nairobi.
Sebelumnya, ancaman kebangkrutan Kenya juga dimuat lembaga kajian ekonomi, Visual Capitalist. Ada 25 negara terancam bangkrut, termasuk Kenya.
Data-data diambil dari empat metrik penghitungan, yaitu imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swap (CDS) lima tahun. Lalu beban bunga sebagai persentase dari PDB serta tentunya utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.
Dari metrik itu, Kenya berada di nomor enam. Di bawah El Savador, tetangganya Ghana, Tunisia, Pakistan dan Mesir.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Karut Marut Negara Bangkrut