Jokowi Ketemu Xi Jinping, Indonesia-China Makin Mesra?

Maesaroh, CNBC Indonesia
26 July 2022 13:44
Infografis: Bukti RI Kebanjiran Impor Alat Kesehatan dari China
Foto: Infografis/Bukti RI Kebanjiran Impor Alat Kesehatan dari China/Arie Pratama

Meningkatnya nilai investasi ataupun nilai perdagangan Indonesia dan China bukan tanpa masalah. Investasi China kerap memicu kontroversi, terutama di bidang infrastruktur. Salah satunya terkait banyaknya tenaga kerja asing yang didatangkan dari China di proyek mereka.

Sorotan paling tajam terjadi pada 2020 lalu. Sekitar 2.600 pekerja China dilaporkan masuk ke Manado, Sulawesi Utara, pada Juni-September 2020. Padahal, pada periode tersebut Indonesia tengah memperketat kedatangan warga asing demi mengurangi penyebaran Covid-19.

Dari data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah tenaga kerja asing di Indonesia mengalami penurunan sepanjang dua tahun terakhir. Dimana pada 2021 hanya 88.271 orang dan 2020 hanya 93.761 orang. Sementara pada 2019 sebelum pandemi jumlah TKA mencapai 109.546 orang.

Dari negara asal data itu menunjukkan TKA di masih didominasi dari China sebanyak 37.711 atau setara 42% dari total. Disusul oleh Jepang 9.870 dan Korea Selatan 9.302 pekerja.

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, mengingatkan masing-masing negara memiliki karakteristik dalam memberikan pinjaman.

"Kalau sama China itu gampang di depan, sulit di belakang. Kalau Jepang kan sulit di awal tetapi gampang di belakang. Ini kan soal keseimbangan, ekuilibrium. Apakah mau ambil China sepenuhnya atau setengahnya. Tinggal pemerintah mau yang mana," tutur Agus Pambagio, kepada CNBC Indonesia.

AidData mengatakan Indonesia memiliki utang tersembunyi dengan China terkait proyek infrastruktur senilai US$ 17 miliar. Indonesia juga dinilai memiliki risiko default karena China.

Namun, data Bank Indonesia menunjukkan utang China ke Indonesia mengalami penurunan. Pada Mei lalu, nilai utang Indonesia ke China sebesar US$ 21,779 miliar atau Rp 326,7 triliun, turun sekitar Rp 2,9 triliun dari sebelumnya. Dari total utang ke China, utang pemerintah hanya US$ 1,58 miliar, sementara utang swasta US$ 20,19 miliar.

Tak hanya investasi, hubungan dagang China dan Indonesia juga kerap disorot karena dinilai kurang adil. Besarnya defisit neraca perdagangan menjadi salah satu buktinya.

Sejak ACFTA ditandatangani pada 2004, defisit justru melebar dari US$ 3,03 miliar pada 2004 menjadi double digit pada periode 2014-2019. Pada 2018, defisit perdagangan kedua negara bahkan menembus US$ 18,41 miliar. Defisit menjadi menurun drastis sejak pandemi yakni menjadi US$ 7,85 miliar pada 2020 dan US$ 2,46 miliar pada 2021.

Defisit neraca perdagangan kemungkinan kembali membesar pada tahun ini. Sepanjang semester I-2022, ekspor non-migas Indonesia ke China mencapai US$ 27,89 miliar sementara impor menembus US$ 32,08 miliar. Artinya, ada defisit sebesar US$ 4, 19 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular