Penghambat! PNS Tua & Malas Bakal Dikasih WFH Permanen

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 26/07/2022 10:15 WIB
Foto: Infografis/PNS Untung Terima Pensiun Seumur Hidup atau Langsung Rp1 M?/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menginginkan birokrasi yang cepat, canggih dan bisa mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus cepat belajar dan beradaptasi. Tapi sayangnya hal itu sulit terwujud karena banyak PNS tua dan malas belajar.

"Ini disrupsi yang harus membuat kita berubah sekarang, ada Industri 4.0 bahwa teknologi baik itu komputer, komunikasi, dan transportasi memporakporandakan sistem kerja sekarang," jelas Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana dalam Rakornas Kepegawaian 2022 yang ditayangkan secara virtual, dikutip Selasa (26/7/2022).


Komposisi PNS saat ini tergolong tak sehat, karena lebih didominasi PNS berusia tua dibanding yang muda. Kondisi yang tak sehat itu pun, kata Bima membuat pemerintah sedikit terhambat dalam melakukan digitalisasi secara masif di lingkungan kantor pemerintahan. Mengingat saat ini adalah era Industri 4.0.

"Jadi, ke depan perlu mengubah proses bisnis kalau ingin menjadi e-government. Menjadi bagian dari digital government. Semuanya berubah, pekerjaan berubah. Pekerjaan akan sangat menurut sektor digital," kata Bima lagi.

Bima menerangkan, saat ini terdapat 3,9 juta PNS, di mana 1,2 juta berusia 18-40 tahun. Sedangkan PNS berusia 41-60 tahun ke atas jumlahnya mencapai 2,7 juta orang.

"Struktur usia PNS ini segitiga terbalik. Jadi yang tua itu jauh lebih besar daripada yang muda," jelasnya.

Bima menyebut komposisi SDM semacam ini adalah hal yang lumrah. Semua organisasi akan mengalami siklus jumlah pekerja usia tua lebih banyak. Yang terpenting adalah soal seberapa lama komposisi semacam ini bertahan.

"Konsekuensinya apakah membutuhkan tenaga administrasi? Mungkin akan tergantikan dengan digital," jelasnya.

Pun jika ada PNS yang tak mampu mempelajari digital karena faktor usia, kata Bima orang seperti itu telah kehilangan motivasi untuk belajar sehingga tak seharusnya bekerja di lembaga pemerintahan.

"Itu bukan tidak mampu, tapi tidak mampu belajar. Kita tidak bisa berharap dengan orang-orang yang tidak ingin melakukan perubahan," jelasnya.

Solusinya kini tengah dikaji oleh BKN. Langkah yang paling drastis dimungkinkan adalah dengan memberlakukan Work From Home (WFH) permanen.

"Jadi mereka WFH untuk mereka bukan untuk working from home, tapi untuk one of holiday. Jadi gak ngapain-ngapain, karena mereka tidak memiliki kompetensi, tidak memiliki infrastruktur, tidak ada sarana yang memadai juga," kata Bima


(cap/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jumlah PNS Menyusut, Tersisa 3,5 Juta Pegawai