
Ukraina Hanya Mau Buka Ekspor Gandum dengan PBB dan Turki

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam kesepakatan gandum, Ukraina mengatakan hanya akan menandatangani perjanjian dengan Turki dan PBB untuk melanjutkan ekspor gandum. Ini dilaporkan tidak termasuk kesepakatan langsung dengan Rusia.
"Ukraina tidak menandatangani dokumen apa pun dengan Rusia. Kami akan menandatangani perjanjian dengan Turki dan PBB," tulis pembantu presiden Mykhaylo Podolyak di Twitter dikutip AFP, menambahkan Rusia akan menandatangani perjanjian secara terpisah.
Podolyak bersumpah Ukraina akan menanggapi secara militer terkait provokasi apa pun dari Rusia. Ia mengatakan kapal dan perwakilan Moskow tidak akan diizinkan di pelabuhan Ukraina yang digunakan untuk ekspor biji-bijian.
Menurut Podolyak, setiap inspeksi kapal kargo yang diperlukan akan dilakukan oleh kelompok gabungan di perairan Turki.
Delegasi dari Ukraina berada di Istanbul pada Jumat (22/7/2022) untuk menandatangani kesepakatan membuka blokir jutaan ton biji-bijian yang terjebak di pelabuhan Ukraina sejak serangan Rusia pada 24 Februari lalu.
"Delegasi negara yang dipimpin oleh Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov tiba di Istanbul untuk negosiasi penyelesaian masalah gandum," kata kementerian infrastruktur Ukraina di Telegram, yang juga memposting foto pertemuan delegasi dengan Sekjen PBB Antonio Guterres.
"Sekretaris Jenderal sekali lagi menyatakan dukungannya untuk membuka blokir pelabuhan Ukraina dan meyakinkan bahwa keamanan adalah prioritas yang tak terbantahkan bagi PBB," kata kementerian itu.
Rusia telah memblokir hingga 25 juta ton gandum dan biji-bijian lainnya di pelabuhan Ukraina. Pemblokiran ekspor telah memicu lonjakan harga pangan global dan menimbulkan kekhawatiran kelaparan, terutama di negara-negara termiskin di dunia.
Penandatangan kesepakatan sendiri digelar di Istana Dolmabahce Istanbul, Selat Bosphorus di Turki. Juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mentweet bahwa perjanjian itu akan ditandatangani di Istanbul di bawah naungan pemimpin Turki, Guterres dan delegasi Ukraina dan Rusia.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gandum Effect, Awas Harga Mi Instan 'Beterbangan'