4 Fakta Baru Perang Rusia Ukraina: Dunia Batal Kiamat Pangan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia di Ukraina masih berlangsung hingga kini. Serangan Moskow ke Kyiv terjadi sejak 24 Februari dan hampir memasuki bulan keenam.
Berikut adalah perkembangan terbaru dalam perang di Ukraina, melansir AFP, Jumat (22/7/2022).
Batal "Kiamat" Pangan?
Ukraina dan Rusia akan menandatangani kesepakatan untuk membuka blokir ekspor biji-bijian dan meredakan krisis pangan global. Sebelumnya hingga 25 juta ton gandum dan biji-bijian lainnya telah diblokir di pelabuhan Ukraina oleh kapal perang Rusia.
Penandatangan kesepakatan ini akan digelar di Turki dan dihadiri oleh beberapa orang penting. Salah satunya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang akan tiba di Turki di Istana Dolmabahce Istanbul, Selat Bosphorus.
Juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mentweet bahwa perjanjian itu akan ditandatangani di Istanbul pada Jumat (22/7/2022) di bawah naungan pemimpin Turki, Guterres dan delegasi Ukraina dan Rusia.
Pipa gas Rusia dibuka kembali
Rusia kembali memulihkan pasokan gas penting ke Eropa melalui Jerman melalui pipa Nord Stream 1 setelah 10 hari pemeliharaan.
Jerman, yang sangat bergantung pada gas Rusia, khawatir Moskow tidak akan membuka kembali pipa setelah pekerjaan yang dijadwalkan. Berlin pun menuduh Moskow menggunakan energi sebagai "senjata".
Meski kini aliran kembali dibuka, tetap ada kecurigaan bahwa Kremlin akan menutup total pasokannya sehingga memicu krisis energi di benua Eropa pada musim dingin tahun ini.
Situasi perang di Kharkiv & Kramatorsk
Di Kharkiv, jaksa mengatakan tiga orang tewas dan 23 lainnya terluka dalam serangan rudal Rusia.
Di Kramatorsk di wilayah Donbas di Ukraina timur, yang telah menyaksikan beberapa pertempuran paling sengit, sebuah sekolah digunakan sebagai tempat penyimpanan bantuan makanan juga diserang Rusia, menurut seorang pejabat Ukraina.
Wilayah separatis blokir Google
Terakhir, otoritas pro-Rusia di Republik Rakyat Donetsk Ukraina timur mengatakan mereka telah memblokir Google. Mereka menuduh perusahaan asal Amerika Serikat itu mempromosikan "kekerasan terhadap Rusia."
Hal yang sama juga dilakukan tetangganya, Republik Rakyat Lugansk. Mereka telah memblokir layanan Google sejak Kamis (21/7/2022).
(tfa/tfa)