
Bos Perusahaan Sawit Ungkap Biang Kerok Ekspor Belum Lancar

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah menetapkan tarif pungutan ekspor semua produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya menjadi nol. Tujuannya agar ekspor kembali bergeliat dan harga tandan buah segar (TBS) petani kembali terangkat. Sayangnya, hingga kini hal itu belum terjadi.
Menteri Perindustrian Periode 2014-2016, Saleh Husin mengungkapkan bahwa pelaksanaan ekspor belum seperti yang diharapkan, yakni kembali bergeliat seperti normal.
"Ini yang di lapangan tidak seperti dibayangkan. Kebetulan saya pernah di dalam, tapi ini kan dibuatnya di atas kertas, di lapangan yang menderita petani, ini harus kita kaji bersama," katanya dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 21/07/2022).
Salah satu kesulitan yang paling terasa dari pelaku usaha saat ini adalah soal logistik atau pengiriman. Hingga kini, sejumlah pengusaha yang telah bekerjasama pun seperti trauma dengan sejumlah kejadian ke belakang, misalnya pembatalan pengiriman ekspor CPO.
"Untuk mendatangkan kapal nggak mudah, bisa saja kapal merasa takut, jangan-jangan saya datang disana ga boleh lagi dimuat, Itu cost," sebut Saleh Husin yang juga Managing Director Sinarmas itu.
Senada, Direktur Keuangan Sawit Sumbermas Sarana, Jap Hartono juga menyebutkan konsisten kebijakan menjadi kunci terhadap peningkatan ekspor agar tidak mengganggu pasar.
"Dengan kebijakan berubah-rubah kesulitannya kita punya trading partner di luar negeri. Partner China, India, Afrika mereka garuk-garuk kepala what's going to happen next?" ujarnya dalam kesempatan yang sama.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petani Menjerit, Harga TBS Sawit Tertekan