Internasional

Ada Kabar Buruk dari Biden untuk Batu Bara Cs

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 July 2022 06:05
WASHINGTON, DC - JUNE 02: U.S. President Joe Biden delivers remarks on the recent mass shootings from the White House on June 02, 2022 in Washington, DC. In a prime-time address Biden spoke on the need for Congress to pass gun control legislation following a wave of mass shootings including the killing of 19 students and two teachers at an elementary school in Uvalde, Texas and a racially-motivated shooting in Buffalo, New York that left 10 dead. (Photo by Kevin Dietsch/Getty Images)
Foto: Presiden AS Joe Biden (Photo by Kevin Dietsch/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan serangkaian tindakan untuk memerangi perubahan iklim dalam pidatonya, Rabu (20/7/2022) waktu setempat.

Biden menjelaskan bahwa waktu hampir habis untuk mengatasi "ancaman eksistensial" pemanasan global. 

"Perubahan iklim secara harfiah merupakan ancaman eksistensial bagi bangsa kita dan dunia," kata Biden. "Ini darurat, darurat, dan saya akan melihatnya seperti itu," tuturnya dikutip Reuters, Kamis (21/7/2022).

Meski begitu, belum ada deklarasi formal terkait hal tersebut. Yang jelas, akan ada dana tambahan untuk membantu melindungi masyarakat menghadapi gelombang panas ekstrem dan tindakan untuk meningkatkan produksi tenaga angin AS.

Adapun, Biden memulai masa jabatannya tahun lalu dan berjanji memenuhi janji kampanye untuk mengatasi krisis iklim global, tetapi agendanya menghadapi penolakan dari Kongres dan Mahkamah Agung.

Hari pertamanya menjabat, Biden menandatangani perintah eksekutif untuk membawa AS kembali ke Perjanjian Iklim Paris, kemudian diikuti oleh pengumuman ambisius bahwa ia menargetkan pengurangan 50-52% dari tingkat 2005 dalam polusi gas rumah kaca bersih AS pada 2030.

Tetapi undang-undang Build Back Better yang ditandatanganinya, yang akan mencakup US$ 550 miliar untuk energi bersih dan inisiatif iklim lain, gagal menerima dukungan yang diperlukan di Kongres. Salah satunya adalah Senator Demokrat Joe Manchin yang mengatakan tidak akan mendukung RUU tersebut.

Bulan lalu, Mahkamah Agung juga memutuskan bahwa Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) tidak dapat mengeluarkan peraturan gas rumah kaca tanpa persetujuan kongres.

Pemerintahan Biden mengatakan kebijakan iklim sebagai masalah keamanan nasional, dan ini menjadi semakin mendesak dengan melonjaknya harga bahan bakar setelah serangan Rusia ke Ukraina.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Cabut Status Darurat Covid pada 11 Mei, Tepat atau Nekat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular