Simak! Kata Sri Mulyani Soal Peluang RI Resesi atau Selamat

News - Redaksi, CNBC Indonesia
20 July 2022 09:10
Foto/ Press Statement: Gaji Ke-13 / Youtube : Kementerian keuangan RI Foto: Foto/ Press Statement: Gaji Ke-13 / Youtube : Kementerian keuangan RI

Bali, CNBC Indonesia - Resesi kini menjadi kekhawatiran banyak orang di dunia, termasuk masyarakat Indonesia sendiri. Banyak yang mulai bertanya-tanya apakah Indonesia akan masuk ke jurang resesi atau tidak.

Hal ini dijawab langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Indonesia kemungkinkan besar tidak bernasib sama seperti beberapa negara lain antara lain Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, Australia, Korea Selatan dan beberapa negara di Eropa, termasuk juga Sri Lanka.

"Saya rasa seharusnya melihat saja faktual mengenai tadi background setiap negara sisi kinerja pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca pembayaran, kinerja APBN, kinerja kebijakan moneter, dilihat inflasi, nilai tukar rupiah dan korporasinya," ungkapnya di Bali pada pekan lalu.

Ekonomi Indonesia masih tumbuh di sekitar level 5%. APBN hingga akhir semester I-2022 juga masih surplus Rp 73,6 triliun atau 0,39% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Transaksi berjalan dimungkinkan juga tetap melanjutkan tren surplus meskipun mulai menipis.

INFOGRAFIS, Kok Bisa RI Gak Bakal Terjerat Resesi?Foto: Infografis/ Resesi/ Edward Ricardo
INFOGRAFIS, Kok Bisa RI Gak Bakal Terjerat Resesi?

Kekhawatiran banyak pihak memang ada di inflasi. Inflasi pada Juni 2022 tercatat 0,61% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi tahun kalender adalah 3,19%

Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Juni 2022 berada di 4,35%. Lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 yang 3,55% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Juni 2017. Sementara itu, inflasi inti mencapai 2,63% dan harga yang diatur pemerintah 5,33% serta yang bergejolak 10,3%.

Dibandingkan banyak negara, inflasi yang terjadi di Indonesia cenderung rendah. Sebab pemerintah mampu menahan kenaikan harga energi lewat subsidi sebesar Rp 520 triliun. Sehingga masyarakat tidak merasakan beban berat seperti yang dialami negara lain.

"Presiden sering sampaikan di berbagai kesempatan dibandingkan harga di berbagai negara setiap negara harga beda dengan harga internasional pasti mesti kasih subsidi," jelasnya.

Dengan demikian pemulihan ekonomi tetap bisa berlanjut pasca pandemi covid-19. "Kami akan kerja berdasarkan data dan cara melihat berbagai kemungkinan risiko yang terjadi dan kami siapkan langkah untuk tanganinya," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Resesi Global Menular, PDB RI Bisa Terpangkas Hingga 0,2%


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading