Internasional
Bukan Sri Lanka! Mau Bangkrut, Negeri Ini Jatah Listrik Warga

Jakarta, CNBC Indonesia - Bangladesh kini membatasi listrik warga. Bahkan penutupan pembangkit listrik juga dilakukan.
Melonjaknya harga bahan bakar internasional sejak Rusia menyerang Ukraina, menjadi penyebab. Pembangkit listrik tenaga diesel sudah ditutup dan pabrik listrik berbahan bakar gas menganggur.
Bangladesh bahkan memerintahkan pemadaman terjadwal hingga dua jam setiap hari. Warga diminta menutup toko setelah jam 20.00.
"Sambungan listrik ke pertokoan dan mal akan diputus jika melanggar tata tertib," kata Juru Bicara Kementerian Listrik Bangladesh, Aslam Uddin, , dikutip AFP, Selasa (19/7/2022).
Puluhan ribu masjid juga telah diminta untuk hanya menyalakan AC selama salat lima waktu. Para pejabat juga diharuskan memperpendek jam kantor dan mengadakan pertemuan online.
Bangladesh sendiri, mengutip BBC News sebenarnya menjadi salah satu dari empat negara yang di ambang kebangkrutan setelah Sri Lanka, bersama Laos, Pakistan, dan Maladewa. Ini akibat inflasi dan utang.
Inflasi mencapai level tertinggi dalam delapan tahun pada bulan Mei, menyentuh 7,42%. Cadangan devisa juga semakin menipis belum lagi merosot parahnya nilai mata taka terhadap dolar AS.
"Ini masalah neraca pembayaran. Itu bisa diatur. Tapi pemerintah harus menaikkan harga energi daripada menjatahnya," kata mantan pejabat senior IMF Ahsan H Mansur menentang oturan baru pemerintah.
Di sisi lain, oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh mengatakan jatah listrik menunjukkan bahwa negara itu berada dalam cengkeraman krisis ekonomi. Ia menuding pengeluaran pemerintah bang keladinya.
[Gambas:Video CNBC]
Ngeri! Depot Kontainer di Bangladesh Kebakar, 16 Orang Tewas
(sef/sef)