
Sudah Covid Tertimpa Perang, 15 Negara Ini Terancam Resesi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Staf Presiden Moeldoko menegaskan bahwa mengelola negara dalam dinamika ketidakpastian ekonomi global semakin tidak mudah. Belum selesai pandemi Covid-19, kini dunia diguncang dengan pertikaian antara Ukraina dan Rusia.
Berbicara dalam Seminar Wawasan Kebangsaan: Strategi Pemerintahan Jokowi Keamanan Nasional, Moeldoko menjelaskan ada beberapa perubahan dunia yang tidak bisa dihindari. Salah satu contoh nyatanya adalah pandemi Covid-19.
"Penyebarannya luar biasa cepat risikonya sangat tinggi, beberapa masyarakat dunia jadi korban atas covid. Ini kompleksitas yang sungguh luar biasa bukan cuma kesehatan tapi ekonomi runtuh semua," kata Moeldoko, seperti dikutip Selasa (19/7/2022).
Dampak pandemi Covid-19, kata Moeldoko, masih dirasakan hingga saat ini. Namun, pandemi belum sepenuhnya usia, dunia sudah dihadapkan pada ketidakpastian lain dari isu geopolitik baru yang melibatkan antara Ukraina dan Rusia.
"Pertikaian antara Ukraina dan Rusia membawa dampak, memperburuk situasi. Harga komoditas dunia naiknya luar biasa, harga minyak mendekati harga US$ 100," kata Moeldoko.
"Harga pupuk, dulu pupuk Ukraina, dari Belarusia US$ 400 per ton, karena di ban Amerika kita harus impor dari Kanada, harganya di atas US$ 900 per tonnya. Apa dampaknya? Petani kita teriak," tegas Moeldoko.
Moeldoko sendiri sempat menyajikan bahan paparan 15 negara Asia yang terancam resesi versi Bloomberg. Dalam daftar teratas, ada Sri Lanka dengan persentase masuk ke dalam jurang resesi hingga 85%.
Adapun di bawah Sri Lanka, ada Selandia Baru dengan persentase 33%,= Korea Selatan 25%, Jepang 25% dan China 20%, Hong Kong 20%, Australia 20%, Taiwan 20%, Pakistan 20%, Malaysia 13%.
Kemudian, Vietnam 10%, Thailand 10%, Filipina 8%. Sementara itu, kemungkinan Indonesia masuk dalam jurang resesi dalam laporan tersebut hanya 3%, dan disusul oleh peringkat terakhir adalah India.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Moeldoko: BBM Naik, Siapa Takut?
