12 Proyek Migas Masih Mangkrak di Tengah Minimnya Produksi
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan setidaknya terdapat 12 rencana pengembangan (plan of development/POD) lapangan atau blok migas yang sampai saat ini masih belum berjalan atau mangkrak.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan pihaknya bakal segera menuntaskan PoD lapangan migas yang sampai saat ini belum ada perkembangan. Mengingat, pengembangan lapangan migas dibutuhkan di tengah kondisi penurunan produksi yang masih terus terjadi.
"Kalau nggak salah ada 12-an PoD. (Mangkrak)," ujar dia saat ditemui di Gedung SKK Migas, Jumat (15/7/2022).
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan faktor yang membuat PoD suatu lapangan migas masih mangkrak lantaran tidak adanya yang menyerap produksi di wilayah yang dekat dengan proyek tersebut. Oleh karena itu, SKK Migas tengah menyiapkan proyek pembangunan fasilitas mini gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).
"PoD mangkrak itu ada beberapa karena dia tempatnya jauh, jadi pembelinya gak ada. ini kita sekarang sedang menjalin kerja sama untuk mini LNG. Sekarang Mini LNG yang sedang jalan itu ada di Kayan itu WK Simenggaris di Kalimantan Utara. Nanti akhir tahun ini kalau bisa jalan ini bisa menjadi contoh untuk menyelesaikan stranded stranded gas yang ada," ujarnya.
SKK Migas sebelumnya menyampaikan bahwa produksi lifting minyak siap jual pada tahun ini tak akan mencapai target. Adapun lifting minyak hingga Desember 2022 hanya mencapai 633 ribu barel per hari (bph).
Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno, mengatakan dengan kondisi tersebut maka lifting minyak tahun ini hanya akan mencapai 633 bph. "Kalau outlook nya untuk minyak itu kalau sekarang anggarannya sudah disetujui 633 bph, gas itu di sekitar 5380 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD)," ujar Julius.
Julius menyadari prognosa hingga akhir tahun ini pun juga masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN tahun 2022. Adapun produksi lifting dalam APBN ditetapkan sebesar 703 ribu bph dan gas sebesar 5.800 MMSCFD. Adapun, lifting migas tahun ini ditetapkan sebesar 1.739 juta BOEPD.
Berdasarkan laporan SKK Migas, realisasi produksi lifting migas semester 1 2022 masih belum mencapai target. Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya unplanned shutdown di beberapa lapangan migas yang ada.
Adapun, lifting untuk minyak misalnya baru mencapai 614,5 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 87% dari target sebesar 703 ribu bph. Sementara, untuk gas mencapai 5.326 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92% dari target 5.800 MMSCFD.
(pgr/pgr)