Amerika, Inggris, Indonesia dkk Mau Patungan Dana, Buat Apa?

Cantika Adinda, CNBC Indonesia
Minggu, 17/07/2022 20:10 WIB
Foto: REUTERS/POOL

Bali, CNBC Indonesia - Negara-negara G20 menyepakati adanya penambahan dana Financial Intermediary Fund (FIF) untuk pembiayaan kesiapsiagaan, pencegahan, dan respon terkait pandemi (Pandemic Prevention, Preparedness, and Response/PPR) hingga US$ 1,28 miliar. Hal tersebut disepakati dalam pertemuan ketiga Minister Finance and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Bali yang telah berlangsung selama 15-16 Juli 2022.

FIF adalah dana perantara yang dibentuk untuk membangun arsitektur kesehatan global untuk keperluan penanganan pandemi. Dana perantara ini akan membantu memastikan pembiayaan yang memadai, berkelanjutan, dan terkoordinasi dengan lebih baik untuk pandemi. 

"Kami mendorong janji keuangan kepada FIF, secara sukarela. Kami akan terus membahas tata kelola FIF yang harus mencakup peran koordinasi pusat WHO," tulis dokumen resmi dari hasil pertemuan ketiga FMCBG yang diterima CNBC Indonesia, dikutip Minggu (17/7/2022).



Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers menjelaskan, FIF merupakan dana yang berada di bawah pengawasan Bank Dunia (World Bank) dan panduan teknis Badan Kesehatan Dunia (WHO). Meski dana yang terkumpul sudah banyak, negara G20 serta lembaga yang berkontribusi masih perlu menentukan tata kelola dana, pembiayaan, dan pendanaan untuk dukungan persiapan pandemi.

"Kita masih akan terus bicara dan diskusikan tentang tata kelola dan bagaimana kebijakan terkait pembiayaan, pendanaan untuk berikan dukungan untuk menangani persiapan pandemi," jelas Sri Mulyani.

Dana Perantara yang sudah terkumpul hingga US$ 1,28 miliar tersebut merupakan kontribusi dari Amerika Serikat, The European Commission, Jerman, Indonesia, Singapura, Inggris, The Wellcome Trust, Bill and Melinda Gates Foundation.

"Beberapa negara lain yang telah menyampaikan komitmennya pada pertemuan ketiga FMCBG yaitu Italia, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Jepang dan Korea," kata Sri Mulyani melanjutkan.



(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pejabat China Diminta Hemat Biaya Rokok - Covid ASEAN Merebak