Sri Mulyani: Banyak Negara Kini Tak Mampu Bayar Utang

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
15 July 2022 11:27
Indonesia's Finance Minister Sri Mulyani Indrawati speaks during a side event on the G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting in Nusa Dua, Bali, Indonesia, 14 July 2022. Made Nagi/Pool via REUTERS
Foto: REUTERS/POOL

Bali, CNBC Indonesia - Salah satu pembahasan yang dibawa Indonesia dalam Presidensi G20 di Bali adalah banyaknya negara berkembang dan berpenghasilan rendah yang terlilit utang dan diperkirakan banyak negara berkembang tak dapat melunasinya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan lonjakan inflasi yang terjadi di banyak negara saat ini, berimbas terhadap pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diperkirakan.

Peningkatan suku bunga acuan bank sentral di banyak negara, disertai dengan kondisi likuiditas negara-negara berkembang juga harus diwaspadai. Karena akan menciptakan kerentanan dari arus modal keluar dan peningkatan pembiayaan utang.

"Ancaman perang terjadi di banyak aspek, harga komoditas yang melonjak, peningkatan inflasi global, dan menciptakan limpahan utang yang nyata tidak hanya untuk negara-negara berpenghasilan rendah, tapi juga negara-negara berpenghasilan menengah atau bahkan ekonomi maju," jelas Sri Mulyani pada Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Bali, Jumat (15/7/2022).

Pandemi Covid-19 telah membuat banyak negara telah memperlebar defisit fiskalnya, sehingga lonjakan utang tak dapat dihindarkan. Sekarang di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, membuat hal ini menjadi rumit untuk dikelola.

"Sekitar 60% negara berpenghasilan rendah sudah atau hampir mengalami kesulitan utang. Sementara negara berkembang mungkin tidak dapat memenuhi pembayaran utang selama tahun depan," jelas Sri Mulyani.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) menyampaikan sambutan pembukaan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022). Pertemuan tersebut berlangsung 15-16 Juli 2022 untuk membahas tujuh agenda utama menyangkut berbagai isu ekonomi global dan keuangan. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) menyampaikan sambutan pembukaan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022). Pertemuan tersebut berlangsung 15-16 Juli 2022 untuk membahas tujuh agenda utama menyangkut berbagai isu ekonomi global dan keuangan. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.

"Jadi, ini bukan hanya satu atau dua kasus luar biasa, ini menjadi meluas. Ini menjadi masalah yang perlu diperhatikan oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral bersama dengan organisasi internasional lembaga multilateral," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Tantangan yang signifikan kemudian turut menambah persoalan lain di banyak negara, seperti perubahan iklim.

"Ini semua membuat semakin sulit untuk mencapai tujuan bersama kita. [...] Kita ingin melihat 2022 recover together, recover stronger," jelas Sri Mulyani.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Empat Negara Maju Ini Hapus Utang Indonesia, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular