Mentan Berambisi Bangun 300.000 Hektar Lahan Jagung Baru

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Rabu, 13/07/2022 13:50 WIB
Foto: Dok: Kementan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berambisi membangun sekitar 300 ribu hektar lahan jagung baru. Yang  diharapkan dapat mendorong jagung sebagai komoditas ekspor besar seperti ayam ke berbagai negara, yang terbaru ke Singapura.

"Kita mau jagung juga bisa, kita mau teknologi. Kira-kira hampir 300 ribu hektar baru. Mudah-mudahan harganya kalau kita beli langsung, bisa lebih murah," ujarnya saat acara pelepasan perdana produk unggas PT Charoen Pokphand Indonesia ke Singapura, Rabu (13/7/2022).

Dengan adanya ambisi ini, Syahrul berharap masalah ekspor bukan lagi menjadi kendala bagi Indonesia. Karena lebih dibutuhkan dunia, sebab adanya krisis global membuka kesempatan bagi Indonesia.


Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, prognosa penghitungan Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) untuk luas tanam jagung nasional pada Oktober 2019-September 2020 adalah 5,5 juta. Luas panen jagung nasional Januari-Desember 2020 mencapai 5,16 juta ha.

Tahun 2021, produksi jagung nasional ditaksir mencapai 15,79 juta ton dengan kadar air 14%. Dihasilkan dari luas panen sekitar 4,15 hektar.

"Udah dua tahun ini semua krisis, krisis global, ekonomi memburuk. Belum selesai, ada perubahan iklim. Apalagi pada negara yang 4 musim, berantakan itu pertaniannya. Habis itu ada Ukraina perang dengan Rusia. Nah ini kesempatan bagi Indonesia," terangnya.

Adapun mimpi ini kian menunjukkan sisi terang, karena dalam waktu dekat Uni Emirat Arab (UEA) akan bertemu dengan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meminta berbagai hal dalam lingkup pertanian, seperti produk berlabel halal.

Di kesempatan tersebut, Syahrul mengatakan, ekspor perdana oleh Charoen Pokphand ke Singapura menjadi bukti bahwa produk peternakan Indonesia memiliki jaminan keamanan pangan yang berkualitas dan layak tembus di pasar internasional.

"Ekspor ini membuktikan Indonesia semakin mendapat kepercayaan dunia, kesiapan produk-produk pertanian kita, lebih khusus produk ternak kita layak dan mampu memenuhi standar yang dibutuhkan pasar ekspor," jelas Syahrul.

Syahrul juga menegaskan, ekspor dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.

"Perintah Bapak Presiden ada komoditas yang produksinya berlebih harus kita dorong agar mampu menangkap peluang seperti ekspor ini, jika kita lihat perkembangan unggas dan telur yang jumlahnya cukup luar biasa dan tercatat over stock, kenapa tidak kita dorong, tentunya dengan tetap menempatkan kepentingan nasional di atas segalanya," pungkasnya.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Pimpin Panen Raya Jagung Serentak di Kalbar