Internasional

China Warning Negara-negara Asia Tenggara, Ada Apa Nih?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 July 2022 07:45
A Chinese flag is raised during a medal ceremony for the women's freestyle skiing big air at the 2022 Winter Olympics, Tuesday, Feb. 8, 2022, in Beijing. (AP Photo/Jae C. Hong)
Foto: Bendera China (AP Photo/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - China tiba-tiba memberikan peringatan kepada negara-negara Asean. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu mengatakan agar mereka tidak menjadi pion dari negara-negara besar dunia, termasuk Amerika Serikat (AS).

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dalam sesi pidato di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Senin (11/7/2022). Ia mengatakan bahwa banyak negara dunia yang dipaksa harus memihak salah satu kekuatan besar.

Menurutnya, hal ini tidak tepat karena keamanan kawasan bukanlah tanggung jawab kekuatan-kekuatan besar melainkan negara yang berada di wilayah itu sendiri.

"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik ... dari digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan," kata Wang, yang berbicara melalui penerjemah, dilansir Reuters.

"Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri," tegasnya.

Asia Tenggara, terutama wilayah Laut China Selatan (LCS), telah lama menjadi area gesekan antar kekuatan besar dunia yakni China dan Amerika Serikat (AS). LCS saat ini sedang menjadi sengketa antara Beijing dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

China selama ini sudah mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, yakni sekitar 90% yang meliputi area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi), dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line).

Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara Asean dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Di sisi lain, AS menyebut klaim China ini sebagai sesuatu yang ilegal. Washington bahkan seringkali menugaskan kapal perangnya ke LCS dalam sebuah misi yang disebut sebagai kebebasan navigasi.

"Elemen intinya adalah untuk mendukung sentralitas Asean , menjunjung tinggi kerangka kerja korporasi regional yang ada, menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain di Asia-Pasifik daripada bertujuan untuk memusuhi atau menahan pihak lain," tambah Wang.

Dalam kesempatan yang sama, Wang juga mengutarakan pertentangannya dengan AS soal Taiwan. Ia menyebut langkah AS saat ini yang membela Taipei telah melubangi prinsip Satu China yang telah disepakati.

"Kedua belah pihak di seberang Selat (Taiwan) akan menikmati pembangunan yang damai. Tetapi ketika prinsip Satu China secara sewenang-wenang ditentang atau bahkan disabotase, akan ada awan gelap atau bahkan badai ganas melintasi selat itu," ujarnya lagi.

Hubungan antara China dan AS sendiri sejak lama makin memanas akibat beberapa isu yang meliputi kedua negara. Ini diperburuk dengan langkah Washington yang selalu menentang Beijing, termasuk soal klaim sepihak wilayah LCS dan Taiwan.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Warning Negara-negara ASEAN, Ada Apa Xi Jinping?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular