Harga LPG 12 Kg Naik, Bos Warteg: Semoga yang 3 Kg Tak Langka
Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga LPG nonsubsidi membawa kekhawatiran bagi pengusaha warung Tegal (warteg). Kekhawatiran tersebut adalah adanya migrasi pengguna gas tabung 12 kg beralih ke 3 kg yang merupakan gas subsidi.
Selama ini sebagian warteg pakai LPG 12 Kg khususnya warteg besar, tapi yang 3 Kg banyak juga khususnya warteg skala kecil.
"Yang dikhawatirkan ada kelangkaan karena banyak pedagang yang migrasi lagi ke 3 kg. Kalau stok kurang, kan bisa langka," kata Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni kepada CNBC Indonesia, Senin (11/7/22).
Jika gas 3 kg langka, maka pengusaha warteg berpotensi tidak bisa beroperasi atau tutup. Apabila memaksakan untuk beroperasi menggunakan gas 12 kg yang harganya sudah naik, maka biaya operasional bakal membengkak berkali-kali lipat.
"Gas kan vital, kalau cabe faktor supplier kan banyak. Gas dari pemerintah. Pakai minyak, atau kayu kan ngga mungkin sekarang. Rakyat maunya yang murah dengan kondisi yang keuangan yang ada. Pemerintah harus menyikapi, jangan sampai ada kelangkaannya," ujar Mukroni.
Ia mengungkapkan sebelum adanya kenaikan harga, ada sebagian pengusaha warteg yang menggunakan LPG ukuran 12 kg. Namun, anggotanya yang merupakan pengusaha warteg tradisional lebih banyak menggunakan nonsubsidi.
Sebelum pandemi Covid-19, menurut Mukroni, tercatat sekitar 10 ribu anggotanya tersebar di di Jabotabek hingga Karawang, by name.
"Saya anjurkan mereka pengusaha warteg yang biasa menggunakan 12 kg tetap aja. Tapi pengelola mau untung juga, dia bisa siasati ke 3 kg," sebut Mukroni.
(dce)