RI Kerek Subsidi Energi, Wamenkeu: Ini Bentuk Survival Kita!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 July 2022 14:15
Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Warga mengisi bensin di SPBU Kuningan, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (28/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peperangan antara Rusia-Ukraina membuat belanja pemerintah Indonesia membengkak tahun ini, terutama untuk pemberian subsidi energi kepada masyarakat.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan adanya tensi geopolitik itu menyebabkan harga komoditas meningkat. Imbasnya membuat cita-cita dunia dalam meningkatkan ekonomi hijau menjadi terhambat.

"Negara-negara di Eropa sudah ada satu dua negara yang katakan, kalau kayak gini nih kita hidupkan lagi deh pembangkit listrik batu bara kita," ujarnya dalam sebuah webinar, Jumat (8/7/2022).



Hal itu dilakukan negara-negara Eropa demi memenuhi kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. Seperti Jerman yang memang ingin menghidupkan lagi pembangkit listrik tenaga batu bara lantaran akan segera memasuki musim dingin.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) berencana untuk merilis cadangan minyak untuk melindungi masyarakat.

Lantas, bagaimana cara pemerintah Indonesia melindungi masyarakatnya?

Suahasil menjelaskan, di Indonesia cara pemerintah melindungi masyarakat adalah melalui pemberian subsidi dan kompensasi. Hal itu adalah cara agar harga komoditas tidak langsung berdampak kepada harga konsumen.

"Apa yang kita (pemerintah RI) lakukan, kita tambah aja deh subsidi dan kompensasi untuk energi. Ibu bapak sekalian jangka pendek ini adalah bentuk survival kita. Karena kenapa? Karena kita ingin melindungi masyarakat," jelas dia.

"Karena kita tahu fenomena yang kita hadapi adalah kenaikan harga. Jangka pendek kita terima, jangka menengah panjang, kita tetap bicara mengenai transisi menuju green economy. Dalam konteks itu semua, kita tidak akan melupakan pembangunan jangka menengah panjang kita," kata Suahasil lagi.

Seperti diketahui, pemerintah telah memberi pernyataan kalau anggaran subsidi dan kompensasi energi yang meningkat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan hingga akhir tahun jumlah subsidi meningkat menjadi Rp 284 triliun. Padahal target belanja subsidi pada APBN di awal tahun sebesar Rp 207 triliun.

Kenaikan paling tinggi terjadi pada anggaran belanja kompensasi BBM dan listrik. Sampai akhir tahun, Sri Mulyani menjelaskan, biaya kompensasi energi pemerintah akan mengeluarkan anggaran hingga Rp 293 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan awal tahun anggaran Rp 18,5 triliun.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPS Umumkan Ekonomi RI Tumbuh 5,11% di Q1-2024, Wamenkeu Bilang Begini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular