Covid Tetangga RI Makin Memburuk, Lampu Kuning Buat Indonesia

News - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
08 July 2022 10:15
Suasana aktivitas di luar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet terus meningkat terus. Hingga Kamis (3/2/2022) tercatat sebanyak 5.000 pasien yang dirawat. Penambahan pasien COVID-19 belakangan ini konsisten di dua ratus kasus. Per Kamis (3/2), tercatat ada 268 kasus baru yang dilaporkan. Bahkan, berdasarkan catatan grafik bulanan RSDC Wisma Atlet Kemayoran, peningkatan rawat inap pasien COVID-19 melonjak tinggi sejak akhir Desember hingga Februari 2022. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Suasana aktivitas di luar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta, Kamis (3/2/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura, negara tetangga Indonesia kembali menghadapi ledakan kasus Covid-19 secara signifikkan. Berdasarkan data terbaru, infeksi kasus sudah mencapai lebih dari 12.000 orang.

Negara tersebut mencatat kasus hingga 12.784 kasus kemarin, di mana 12.248 kasus adalah infeksi lokal, sementara 536 lainnya kasus impor. Adapun sebanyak 683 pasien tengah dirawat di rumah sakit, di mana tujuh pasien membutuhkan oksigen.

Situasi ini tentu menjadi alarm bagi Indonesia, yang hingga saat ini belum memperketat mobilitas masyarakat. Apalagi, kasus Covid-19 di dalam negeri terus mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kemarin kasus konfirmasi bertambah menjadi 2.881 kasus, lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 2.743 kasus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya telah angkat bicara perihal kenaikan kasus Covid-19 global, tak terkecuali di Indonesia, dalam beberapa waktu terakhir.

Berbicara usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Budi mengatakan kenaikan kasus tak lepas dari keputusan sejumlah negara yang melonggarkan kebijakan protokol kesehatan.


"Hasil diskusi dengan epidemiolog, ini disebabkan karena kurang kewaspadaan dari beberapa negara dan terlalu terburu-buru mengendurkan protokol kesehatan dan vaksinasi," katanya dalam konferensi pers awal pekan ini.


Indonesia, menurut Budi, kondisinya masih jauh lebih baik dibandingkan kondisi negara lain. Eks Wakil Menteri BUMN itu mengklaim, masyarakat Indonesia jauh lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan gencar melakukan vaksinasi.

"Protokol kesehatan sudah ditetapkan pemerintah yaitu tetap menggunakan masker di dalam ruangan, atau ada kerumunan atau kondisi badan tidak sehat dan kita bebas tidak menggunakan masker di ruangan terbuka itu memang secara konsisten kita jalankan," ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya memperkirakan puncak kasus Covid-19 di Tanah Air yang dipicu penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi mulai pekan depan.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam rapat terbatas bersama jajaran menteri dengan topik pembahasan evaluasi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Kita tahu kasus per 3 Juli kemarin ada sebanyak 1.614 kasus dan diprediksi puncak kasusnya akan berada di bulan Juli ni, di minggu kedua atau minggu ketiga," kata Jokowi

Pemerintah sendiri mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik atas kenaikan kasus yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir yang disebabkan virus Omicron varian BA.4 dan BA.5.

Wakil Ketua III Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Safrizal ZA dalam keterangan resminya mengemukakan, kedua varian tersebut memiliki masa uncak yang lebih cepat dibandingkan varian-varian sebelumnya.

"Studi kementerian kesehatan menunjukkan bahwa puncak kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 sekitar 30% dan 50% lebih rendah dari kasus varian Omicron yang disertai gejala ringan," kata Safrizal


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Masih Ada 4 Daerah RI yang Masuk Kriteria 'Alert' Covid-19


(cha/cha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading