
Teror Inflasi "Makan Korban" Baru: Anak-anak Jepang

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak-anak Jepang menjadi korban nyata "inflasi". Mahalnya harga bahan makanan, membuat sekolah terpaksa menukar bahan makanan dengan pengganti yang lebih murah.
Ini setidaknya terjadi di sebuah sekolah menengah di timur Tokyo. Mengingat kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga siswa saat ini, sekolah enggan menaikkan iuran makan siang dan akhirnya menukar menu.
"Saya mencoba memasukkan buah-buahan musiman sekali atau dua kali sebulan. Tetapi sulit untuk sering melakukannya," kata Kazumi Sato, ahli gizi sekolah itu yang menangani menu anak-anak, dikutip Reuters, Rabu (6/7/2022).
Sato mengatakan buah segar kini terlampau mahal di Jepang. Alhasil, ia mengakalinya dengan membuat agar-agar atau kue buatan tangen.
Ia pun memilih sayur tauge sebagai alternatif murah. Namun di satu sisi, ia pun khawatir kehabisan ide jika harga terus naik.
"Saya tidak ingin mengecewakan anak-anak, yang mungkin menganggapnya, sebagai makanan yang menyedihkan," katanya.
Inflasi tinggi di Jepang jarang terjadi. Negara itu tidak terbiasa dengan kenaikan harga yang tajam.
Sato berujar, sekaleng minyak goreng 18 liter kini berharga 1750 yen (sekitar Rp 194 ribu), lebih banyak daripada tahun lalu. Sementara harga bawang naik dua kali lipat.
Sementara itu, di Distrik Adachi, utara Tokyo, bantuan pemerintah pusat menjadi andalan untuk menekan kenaikan biaya makan siswa. Ini untuk menghindari makin terbebaninya keluarga para murid.
Di sana makan siang sekolah biasanya dipatok 334 yen. Di mana 303 yen ditanggung keluarga.
Sebenarnya, Jepang cukup ketat memberlakukan persyaratan gizi untuk makanan di sekolah umum. Pihak berwenang mengatakan mengetahui banyak keluarga miskin berhemat pada makanan di rumah, tercermin dari kondisi anak yang kembali ke sekolah dari liburan musim panas, menjadi lebih kurus.
Sebelumnya pada Mei, inflasi Jepang melampaui target bank sentral untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei. Inflasi tercatat 2,5%, tertinggi dalam tujuh tahun.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Catat Inflasi April 2,5%, Tertinggi dalam 7 Tahun