Internasional

Ini Kata Dubes RI soal Covid Singapura "Meledak" Lagi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 July 2022 12:00
Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo. (CNBC Indonesia/ Wahyu Daniel)
Foto: Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo. (CNBC Indonesia/ Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC IndonesiaSingapura kembali mengalami ledakan kasus Covid-19. Kali ini, Negeri Singa melaporkan hingga hampir 13 ribu kasus dalam sehari.

Secara rinci, negara itu mencatat terdapat 12.784 kasus kemarin. Sebanyak 12.248 kasus adalah infeksi lokal dan sementara 536 impor.

Dari jumlah pasien infeksi, data Kementerian Kesehatan (MOH) menunjukkan sebanyak 683 pasien dirawat di rumah sakit. Tujuh membutuhkan oksigen.

Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura, Suryopratomo, memberi tanggapan soal ini. Ia menyebutkan pemerintah Singapura sebenarnya telah melakukan beberapa langkah-langkah untuk menangani lonjakan infeksi, seperti meminta para warga lansia di atas 50 tahun untuk mengambil dosis booster kedua vaksin Covid-19. 

"Dan untuk melakukan booster kedua tak perlu melakukan pendaftaran, bisa langsung ke tempat-tempat community center yang ada fasilitas boosternya... termasuk booster vaksinasi yang mobile," ujarnya melalui sebuah pernyataan yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (6/7/2022).

"Jadi Pemerintah Singapura dari hasil penelitian mereka tetap berpendapat yang terbaik itu adalah pencegahan."

Di sisi Suryopratomo juga menjelaskan bahwa rumah sakit umum di Singapura memang disarankan pemerintah tidak menerima pasien Covid-19. Karena, jumlah kasus masih bisa ditampung di National Centre for Infectious Diseases (NCID) Singapura.

Ia juga mengatakan semua kegiatan sudah normal dan tidak ada pengetatan. Namun kegiatan pengumpulan massa, di atas 500, harus melakukan pengecekan vaksinasi.

"Semua sudah normal ... Kegiatan-kegiatan tidal ada restriction kembali. Hanya saja kegiatan yang mengumpulkan orang di atas 500, diminta mengumpulkan pengecekan vaksinasi. Mereka yang belum divaksinasi dilarang hadir dalam kerumunan 500 orang," jelasnya.

Gelombang kasus Covid-19 ini sendiri sebelumnya telah diprediksi terjadi. Itu akibat kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, termasuk liburan yang dilakukan warga.

Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Ong Ye Kung menyebutkan puncak infeksi akan melanda negara itu, Juli. Meski begitu, ia yakin gelombang Covid-19 saat ini tidak akan separah gelombang Omicron awal tahun, di mana Singapura melihat sekitar 18.000 kasus setiap hari.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PDB Singapura Q1-2024 Tumbuh 2,7%, Efek Taylor Swift & Coldplay?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular