
Kabar Buruk dari Norwegia, Aliran Gas ke Eropa Terancam Seret

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok industri minyak dan gas Norwegia mengatakan bahwa mogok kerja yang dilakukan karyawan yang telah menutup tiga ladang dapat memotong ekspor gas Norwegia lebih dari setengahnya.
"Hampir 60% ekspor gas dari landas kontinen Norwegia (NCS) akan terpengaruh ketika aksi mogok ditingkatkan lebih lanjut mulai Sabtu," kata Asosiasi Minyak dan Gas Norwegia, dikutip dari AFP, Selasa (5/7/2022).
Pemogokan terjadi pada saat harga energi telah melonjak sebagai akibat dari dampak serangan Rusia ke Ukraina dan sanksi terkait.
Pengiriman dari Norwegia menyumbang seperempat dari pasokan energi Eropa. Benua itu pun sepenuhnya bergantung pada Norwegia setelah pengurangan pasokan dari Rusia yang telah menciptakan pasar yang sangat ketat untuk gas alam.
"Pemogokan dalam skala ini menimbulkan masalah besar bagi negara-negara yang sepenuhnya bergantung pada pengisian cadangan gas mereka menjelang musim gugur dan musim dingin," jelasnya.
Pekerja melakukan mogok kerja setelah anggota serikat Lederne memilih tidak menyetujui proposal yang dibawa oleh mediator selama negosiasi upah.
Sebelumnya, raksasa energi Norwegia Equinor mengatakan telah menutup produksi di tiga ladang minyak dan gas setelah pekerja minyak keluar menyusul negosiasi upah yang gagal, dan memperingatkan bahwa penutupan lebih lanjut diperkirakan akan terjadi.
Tiga ladang Gudrun, Oseberg South, dan Oseberg East, memiliki produksi gabungan sekitar 89.000 barel setara minyak (boe) per hari, di mana 27.500 boe per hari adalah gas alam.
Menurut Asosiasi Minyak dan Gas Norwegia, perpanjangan pemogokan ke semua ladang yang diumumkan oleh serikat pekerja akan berarti bahwa produksi minyak harian 341.000 barel dan ekspor gas 1.117.000 boe per hari hilang, yang setara dengan sekitar 56 persen dari total ekspor gas dari NCS.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Waspada! NATO Mulai Latihan Perang