AS Ngeri! Penembakan Maut di Parade Hari Kemerdekaan, 6 Tewas
Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan maut di Amerika Serikat (AS) terjadi lagi. Kali ini di perayaan Hari Kemerdekaan AS di Highland Park, Chicago, Illinois, Senin (4/7/2022) waktu setempat.
Seorang pria bersenjata senapan berkekuatan tinggi menembak mati sedikitnya enam orang saat parade. Pejabat darurat setempat mengatakan mengatakan sekitar dua lusin orang, termasuk anak-anak, terluka dengan beberapa dalam kondisi kritis.
Pelaku diidentifikasi sebagai seorang pria berusia 22 tahun bernama Robert E Crimo III. Hingga berita ini diturunkan, perburuan besar-besaran masih dilakukan polisi.
Kejadian berlangsung pukul 10:14 pagi. Ketika itu, pawai masih tiga perempat jalan.
"Semua orang mengira itu kembang api," kata seorang pengunjung parade, yang hanya diidentifikasi sebagai Zoe, kepada CNN International.
"Ayah saya mengira itu adalah bagian dari pertunjukan, dan saya seperti 'Ayah, tidak... ada yang salah'. Dan saya meraihnya. Saya melihat dia dan kemudian itu hanya lautan kepanikan. Orang-orang jatuh dan jatuh," tambahnya.
"Saya melihat seorang gadis ditembak dan dibunuh ... melihatnya mati," ujarnya lagi.
Juru bicara Satuan Tugas Kejahatan Besar Lake County Christopher Covelli mengatakan penonton sepertinya menjadi sasaran pelaku. Ia membidik korban secara acak.
"Sepertinya penonton menjadi sasaran... Jadi, sangat acak, sangat disengaja dan sangat menyedihkan," ujarnya dikutip AFP.
Sementara itu dalam keterangan berbeda, pihak berwenang menyebut korban tewas semuanya merupakan dewasa, lima meninggal di tempat kejadian dan satu di rumah sakit. Namun, di antara mereka yang luka kritis, ada satu anak-anak.
Rumah sakit setempat menyebut sudah merawat 25 orang dengan luka tambak. Rentang usia delapan hingga 85 tahun.
Ada sekitar empat hingga lima anak dirawat. Sebanyak 16 orang sudah dipulangkan.
Sementara itu, Wali Kota Highland Park Nancy Rotering mengatakan kesedihannya. Menurutnya tak sepantasnya ini terjadi di hari "kebebasan" AS.
"Pada hari kami berkumpul untuk merayakan komunitas dan kebebasan, kami malah berduka atas hilangnya nyawa yang tragis dan berjuang dengan teror yang menimpa kami," katanya.
Presiden Joe Biden sendiri menyuarakan keterkejutannya. Ia bersumpah untuk terus memerangi "epidemi kekerasan senjata" yang melanda negara itu.
"Saya tidak akan menyerah," katanya dikutip AFP.
Pekan lalu, Biden sendiri telah menandatangani undang-undang federal pertama yang signifikan tentang keamanan senjata dalam beberapa dekade. Ini beberapa hari setelah Mahkamah Agung (MA) AS memutuskan bahwa orang Amerika memiliki hak mendasar untuk membawa pistol di depan umum.
Menurut situs Arsip Kekerasan Senjata AS, penembakan telah menjadi krisis kekerasan senjata di AS. Di mana ada sekitar 40.000 kematian per tahun disebabkan oleh senjata api.
Menurut data yang sama, ada 309 penembakan massal yang terjadi di AS sejauh ini pada 2022. Di hari yang sama, terdapat pula tiga kasus penembakan lain, meskipun tanpa korban jiwa.
(sef/sef)