
Ngeri 'Hantu' Inflasi, Malaysia Mau Kerek Suku Bunga (Lagi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Malaysia akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25% pada Rabu mendatang. Jajak pendapat Reuters mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut diambil untuk mengendalikan inflasi yang sebagian diakibatkan melemahnya nilai tukar ringgit terhadap dolar AS.
Adapun, Bank Negara Malaysia (BNM), meskipun menghadapi inflasi yang rendah dibandingkan dengan banyak negara lainnya, secara tak terduga menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin menjadi 2% pada pertemuan Mei.
Sementara itu, semua 22 ekonom dalam jajak pendapat 27 Juni-1 Juli memperkirakan tingkat suku bunga akan naik lagi 25 basis poin menjadi 2,25% pada pertemuan 6 Juli. Bank sentral terakhir menaikkan suku bunga dua kali berturut-turut pada pertengahan 2010.
"BNM akan memperhatikan potensi tekanan kenaikan inflasi yang berasal dari kenaikan upah minimum baru-baru ini, penyesuaian ke atas dalam plafon harga untuk produk makanan tertentu, dan kenaikan inflasi akibat pembukaan kembali ekonomi," kata Derrick Kam, ekonom Asia di Morgan Stanley, dikutip Reuters, Senin (4/7/2022).
Perlu diketahui, inflasi Malaysia naik menjadi 2,8% pada Mei 2022 dari 2,3% di bulan April. Ringgit Malaysia juga telah melemah hampir 6% sepanjang tahun ini, meningkatkan prospek tekanan inflasi impor.
"Ringgit Malaysia telah jatuh terhadap greenback karena kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve AS, dan menaikkan suku bunga akan membantu menopang mata uang dengan mempertahankan perbedaan suku bunga," kata Denise Cheok, ekonom di Moody's.
Untuk pertemuan November mendatang, 12 dari 22 analis dalam jajak pendapat memperkirakan tingkat suku bunga di 2,50%, delapan mengatakan 2,75% sementara dua mengatakan 2,25%.
Perkiraan median dari jajak pendapat juga memperkirakan kenaikan 25 basis poin di masing-masing dua kuartal pertama tahun 2023. Untuk kuartal I-2023, sembilan dari 20 ekonom memperkirakan suku bunga akan naik menjadi 2,75%, enam memperkirakan 3,00% sementara lima mengatakan 2,50%.
Suku bunga diperkirakan akan mencapai tingkat pra-pandemi sebesar 3,00% pada kuartal kedua tahun depan. Sekitar separuh responden, sembilan dari 19 responden, memprediksi kenaikan menjadi 3,00%, enam mengatakan 2,75%, tiga mengatakan 2,50%, dan satu mengatakan 3,25%.
Adapun, BNM pada pertemuan Mei mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2022 antara 5,3%-6,3% dan proyeksi inflasi utama tetap antara 2,2%-3,2% pada tahun ini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Malaysia Kerek Suku Bunga 25 Bps jadi 2,25%, RI Kapan?