Green Economic Forum 2022
Lewat Kerangka ESG, PII Siap Dorong Ekonomi Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Penjaminan Infrastruktur Indonesia, (PII) M.Wahid Sutopo mengaku akan melanjutkan komitmennya untuk membangun ekonomi hijau melalui pelaksanaan framework Environment, Social and Governance (ESG).
Ada pun sektor yang akan dikembangkan yakni dari transisi energi dan urban facility dalam bentuk konservasi energi.
"Bahkan juga street lighting, waste management, dan elektronifikasi transportasi," ujar Wahid di acara Green Economic Forum 2022, Jumat (1/7/2022).
Untuk melakukan hal tersebut ujar Wahid, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan universitas.
"Kami juga ada platform IIGF institute yang berkeinginan membangun framework ini. Kebetulan kita sudah bekerja sama dengan 35 universitas di Indonesia melalui skema unnid," terangnya.
PII pun mengakui prospek dan peluang bisnis pembiayaan hijau atau lingkungan sangat baik. Hal ini terlihat dari survei economic forum, dimana sebagian besar responden melihat ada tiga risiko besar terkait perubahan iklim, dan ini butuh respon masing-masing negara.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya sudah terlibat langsung untuk penjaminan terkait pembangkit renewable sebesar Rp 57 triliun yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga air, dan yang berkaitan geothermal atau panas bumi.
Ia juga meyakini, untuk pembangkit listrik 2025 sampai 2029 diperkirakan ada kebutuhan pembangunan 8,8 giga watt berdasarkan energi terbarukan.
Adapun untuk mendorong pengembangan tersebut, dibutuhkan skema-skema menggunakan financing tanpa melakukan beban pembiayaan.
"Ini suatu komitmen ke depan kami untuk terus mendukung kegiatan energi terbarukan," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
BKPM Ungkap 3 Problem Utama Transisi ke Ekonomi Hijau
(dpu/dpu)