Internasional

Rusia Kalah Lagi di Ukraina? Putin Tarik Pasukan di Pulau Ini

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 01/07/2022 08:55 WIB
Foto: Pulau ular Ukraina. (via REUTERS/UKRAINE OPERATIONAL COMMAND SOUT)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Rusia dikabarkan mundur di salah satu pulau yang diperebutkan dalam perang dengan Ukraina, Pulau Ular, Kamis (30/6/2022) malam waktu setempat. Pergerakan pasukan meninggalkan wilayah itu bahkan terlihat di satelit.

Ukraina mengklaim hal ini dengan kemenangan. Pulau Ular menjadi simbol perlawanan Ukraina pada hari-hari pertama perang, awal Februari lalu.

"Mereka selalu meremehkan kekalahan mereka dengan cara ini," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter, dikutip AFP Jumat.


"Saya berterima kasih kepada para pembela wilayah Odessa yang mengambil tindakan maksimal untuk membebaskan bagian penting yang strategis dari wilayah kami," kata Panglima militer Ukraina, di Telegram, Valeriy Zaluzhny,

Pulau ini memang merupakan target strategis Rusia, karena berada di samping jalur pelayaran di dekat pelabuhan Odessa, Ukraina. Rusia juga disebut telah berusaha memasang rudal dan baterai pertahanan udara saat diserang oleh drone.

Ukraina sendiri diyakini telah mulai menerima rudal dan artileri jarak jauh, seiring komitmen baru Amerika Serikat (AS) yang akan membantu negara itu dengan US$ 800 juta. Posisi Rusia di Pulau Ular tampaknya menjadi tidak dapat dipertahankan.

Foto: Pulau ular Ukraina. (Satellite image ©2022 Maxar Technologies via AP)
Pulau ular Ukraina. (Satellite image ©2022 Maxar Technologies via AP)

"Kami akan tetap dengan Ukraina, dan semua aliansi akan tetap dengan Ukraina, selama diperlukan untuk memastikan mereka tidak dikalahkan oleh Rusia," kata Biden.

Sementara itu, Rusia mengatakan penarikan itu adalah "niat baik". Kementerian Pertahanan mengatakan Moskow menarik pasukan agar tidak mengganggu upaya PBB untuk mengatur ekspor biji-bijian yang dilindungi dari Ukraina.

Di masa damai, Ukraina adalah pengekspor pertanian utama, tetapi serangan Rusia telah merusak lahan pertanian dan membuat pelabuhan Ukraina disita, dihancurkan atau diblokade. Ini mengancam importir biji-bijian di Afrika dengan kelaparan. K

Negara-negara Barat menuduh Putin menggunakan hasil panen yang "terperangkap" sebagai senjata untuk meningkatkan tekanan pada masyarakat internasional. Bahkan Rusia dituduh mencuri gandum.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Perang disebut PBB telah menewaskan sedikitnya 4.700 jiwa.

Rusia sendiri mengaku menyerang Ukraina karena keinginan bergabung ke NATO. Negeri itu khawatir kekuatan aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang makin ekspansif dan bisa membahayakan Rusia.

Akibat perang, sejumlah negara memberi sanksi ke Rusia. Mulai dari individu, lembaga keuangan, hingga komoditas unggulannya seperti minyak, gas, batu bara dan emas.

Di sisi lain, kemarin Putin bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Dalam pernyataan pers Kremlin di situsnya, Putin lebih banyak membahas ekonomi dalam pertemuan kedua pemimpin negara.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Klaim Masuki Wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina Membantah