Simak! Kabar Baik Saat Krisis Pangan Mengancam, di RI Banyak
Jakarta, CNBC Indonesia - Food and Agriculture Organization (FAO) mengatakan jumlah ikan, kerang, dan ganggang yang ditangkap di alam liar dan dibudidayakan mencapai 214 juta ton pada tahun 2020 lalu.
Rekor itu merupakan kabar baik untuk dunia. Saat global harus menghadapi kenaikan harga dan kekurangan pangan karena perang di Ukraina, rantai pasokan terganggu dan inflasi.
"Pertumbuhan perikanan dan akuakultur sangat penting dalam upaya kami mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi global," kata Direktur FAO, QU Dongyu, dikutip dari AFP, Rabu (29/6/2022).
Namun PBB juga mengingatkan lautan yang ditangkap berlebihan dapat mengancam potensi tersebut. "Pertumbuhan akuakultur sering terjadi dengan mengorbankan lingkungan," ungkapnya.
"Pengembangan akuakultur yang berkelanjutan tetap penting untuk memasok permintaan makanan akuatik yang terus meningkat".
Produksi hewan air pada 2020 berjumlah 178 juta ton, yang terbagi rata perikanan serta budidaya. Sementara sisanya merupakan produksi alga sebanyak 36 juta ton.
Laporan FAO mengungkapkan hasil panen ikan, udang, dan kerang untuk konsumsi manusia lebih dari 60% lebih tinggi dari 1990-an. Sementara rata-rata orang di dunia mengonsumsi lebih dari 20 kilo dari air per tahun.
Sementara secara global 17% protein yang dikonsumsi manusia dari sumber air. Untuk banyak negara Asia dan Afrika, angkanya meningkat jadi lebih dari 50%.
Produksi hewan air mencapai 90% diperuntukkan untuk konsumsi manusia. Sisanya adalah penggunaan bukan makanan seperti tepung ikan dan minyak ikan. China menjadi produsen perikanan terbesar. Indonesia mengikuti di belakangnya bersama Peru, Rusia, Amerika Serikat dan Vietnam.
(npb/npb)