Internasional

Bukan AS, Negara Ini Pernah Incar Rusia Pakai Bomber Nuklir

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 June 2022 16:16
swedia
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) kembali memuncak soal Ukraina. Hal ini membuat citra terkait perang dingin antara dua negara adidaya itu kembali mencuat.

Dalam perang dingin lalu, Rusia yang saat itu masih menjadi Uni Soviet juga sempat bersitegang dengan AS dan hampir melakukan perang. Salah satu insiden yang paling menegangkan antara keduanya adalah insiden Teluk Babi Kuba.

Namun nyatanya, dalam masa perang dingin, bukan hanya AS saja yang mengincar Uni Soviet. Sebuah negara netral di Skandinavia, Swedia, juga sempat ikut dalam menargetkan negara terluas di muka bumi itu.

Hal ini dibuktikan dari rancangan sebuah pesawat bomber nuklir SAAB 1300-76C milik negara itu yang dibuat tahun 1952-1957 silam. Saat itu, Negeri Scania itu tidak bergabung dengan aliansi pertahanan manapun.

Mengutip majalah pertahanan National Interest, SAAB 1300-76C mampu membawa bom nuklir dengan bobot hingga 800 kg dalam radius 410 km. Dari segi kecepatan, pesawat konsep itu dapat menjelajah dengan kecepatan hingga mach 2.

"Saab A-36 juga dirancang untuk beroperasi dari lapangan terbang yang tersebar, komponen kunci dari doktrin militer Swedia, karena kemungkinan besar jika terjadi perang, lapangan udara dan pangkalan utama akan diserang lebih awal," tulis pengamat dan penulis pertahanan, Peter Suicu, dilansir Selasa (28/6/2022).

Suciu menambahkan bahwa pesawat ini digunakan untuk menahan laju Uni Soviet. Meski saat itu bukan NATO, ia menyebut Swedia telah mempersiapkan diri untuk serangan dari Timur mengingat negara-negara Baltik di seberangnya telah menjadi kedaulatan Moskow.

"Dengan jangkauan yang diusulkan sekitar 410 km, pembom dapat mencapai target di Negara Baltik, yang berada di bawah kendali Uni Soviet, dan bahkan kota Leningrad (sekarang St. Petersburg)."

Meski begitu, proyek SAAB 1300-76C dibatalkan pada tahun 1957 dan membuat mimpi menghidupkan pesawat itu sirna. Ini juga diikuti keputusan Swedia untuk membatalkan program senjata nuklirnya pada 1960-an.

Sementara itu, Swedia sendiri saat ini menyatakan intensinya untuk bergabung dengan NATO. Keputusan ini diambil setelah serangan Rusia ke Ukraina.

Bersama dengan Finlandia, Stockholm merasa terancam oleh Rusia. Mereka juga khawatir bahwa suatu saat nanti dapat dijadikan target selanjutnya oleh Moskow seperti apa yang terjadi di Ukraina.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Warning Bentrok Langsung dengan AS, Sebut-Sebut Nuklir!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular