Eks Intelijen AS Ungkap Putin Mau Dibunuh Orang Terdekatnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan menyebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini terancam dibunuh oleh orang-orang di lingkaran terdekatnya. Hal ini terkait progres serangan Rusia ke Ukraina.
Seorang Mantan Kepala CIA di Moskow, Daniel Hoffmann mengatakan jika 'operasi' ini gagal, Putin bisa jadi dihabisi oleh para lingkaran dekatnya itu.
"Orang-orang yang akan melakukannya akan sangat merahasiakannya, sehingga Putin tidak menemukan mereka dan membunuh mereka terlebih dahulu. Itu akan terjadi tiba-tiba dan dia akan mati," menurut mantan anggota CIA itu dikutip Newsweek, Senin (27/6/2022).
Putin mendeklarasikan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu yang bertujuan untuk melawan kelompok nasionalis yang telah melakukan genosida dan diskriminasi terhadap masyarakat berbahasa Rusia.
Meski begitu, baru kota Mariupol, Kherson, dan beberapa wilayah Timur Ukraina lainnya saja yang dilaporkan benar-benar dikuasai oleh Kremlin. Rusia sendiri sempat mendekati wilayah ibu kota Kyiv, namun tiba-tiba memutuskan untuk menarik diri dari kota itu.
Hoffmann berpandangan bahwa situasi ini bisa membuat makin banyak orang dekat Putin untuk berpaling. Menurutnya, orang-orang ini akan langsung membunuh Putin tanpa berbicara terlebih dahulu kepadanya.
"Tidak ada yang akan bertanya, 'Hei Vladimir, apakah kamu ingin pergi?' Tidak. Itu adalah palu raja di kepala dan dia sudah mati. Atau sudah waktunya pergi ke sanatorium," tambahnya.
Sementara itu, pandangan ini cukup berbeda dengan mantan petugas layanan rahasia CIA, Ronald Marks. Ia justru menyebutkan bahwa Putin sebenarnya saat ini sedang mencoba untuk memperkuat tajinya di orang-orang dalam lingkarannya. Penguatan ini dilakukannya melalui Siloviki atau anggota dinas keamanan elit.
"Saya pikir dia baik-baik saja selama Siloviki ada di pihaknya dan dia melakukan pekerjaan yang bagus untuk menyingkirkan mereka yang tidak sejalan," terangnya.
Sementara itu, memasuki hari ke 124 perang Rusia-Ukraina, keduanya masih terus secara intensif menyerang. Untuk mengimbangi kekuatan dengan Moskow, Ukraina mendapatkan sokongan senjata negara-negara Barat seperti Jerman dan Amerika Serikat (AS).
(luc/luc)