Utang Indonesia Tembus Rp7.000 T, Gimana Cara Bayarnya?

Redaksi, CNBC Indonesia
Senin, 27/06/2022 08:20 WIB
Foto: Ilustrasi Sri Mulyani (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang pemerintah Indonesia meningkat drastis dalam kurun beberapa waktu terakhir. Hal ini dibutuhkan untuk memenuhi tingginya pembiayaan dalam negeri, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Rasio utang Indonesia, saat ini masih dalam kondisi aman dan terkendali pada level 39,09% pada akhir April dan posisi utang mencapai Rp 7.040,32 triliun.


Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan dalam sebuah seminar yang dikutip, Senin (27/6/2022) mengatakan saat ini kondisi ekonomi Indonesia sudah relatif baik yang ditunjukan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung kuat, serta aktivitas dunia usaha dan ekonomi yang meningkat.

Tak hanya itu, sisi pendapatan negara di tahun ini juga mendapatkan berkah dari lonjakan harga komoditas, alhasil dapat membayar utang serta mengurangi rasio terhadap PDB.

"Dengan penerimaan yang kuat dari commodity boom, rasio utang kita terhadap PDB sebenarnya telah turun," ujarnya. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya.

Pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun ketiga, namun masih banyak negara yang mengalami defisit sangat dalam. Kondisi ini bermuara terhadap peningkatan utang publik untuk negaranya.

"Beberapa negara rasio utang sudah di atas 60% bahkan ada yang 80% bahkan 100% terhadap PDB. Jadi mereka sekarang memiliki rasio utang terhadap PDB yang lebih dramatis, dan untuk negara yang berpenghasilan rendah dan rentan situasinya menjadi tidak berkelanjutan," tuturnya.

Oleh karena itu, dalam kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20 berupaya untuk menyinkronkan kerangka kebijakan dan diskusi bersama negara G20 untuk mencari solusi untuk negara berpenghasilan rendah yang tengah terlilit utang.

"Begitu banyak negara berpenghasilan rendah sebenarnya dalam risiko yang sangat mengerikan atau mendekati krisis keuangan. Menurut IMF lebih dari 60 negara berada dalam kondisi yang sangat rentan secara finansial dan oleh karena itu dunia perlu merespon," jelas Sri Mulyani.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Wanti-Wanti Beban Pensiun Rp976 Triliun