
Pertemuan G7 Kali Ini Dibayangi Perang Rusia-Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelaran G7 tahun ini memiliki nuansa lebih gelap dari sebelumnya. Sebab pertemuan tujuh pemimpin negara itu dibayangi perang Rusia dan Ukraina dengan dampak yang luas.
Setelah perang dua negara itu, harga energi dan pangan global mengalami lonjakan. Serta memukul pertumbuhan ekonomi, dikutip dari Reuters, Minggu (26/6/2022).
Dalam pertemuan tersebut akan membicarakan terkait perubahan iklim, ketegasan China, dan kebangkitan otoritarianisme.
Selain itu pemimpin G7 diperkirakan akan menunjukkan persatuan dalam mendukung Ukraina. Serta meningkatkan tekanan pada Rusia, meski tetap ingin menghindari sanksi yang bisa memicu inflasi dan memperburuk krisis.
"Pesan utama dari G7 adalah persatuan dan koordinasi tindakan...itu pesan utama bahkan lewat masa-masa sulit..kami tetap berpegang pada aliansi kami," jelas seorang pejabat Uni Eropa.
Kepada Reuters, seorang sumber mengatakan mitra G7 akan setuju melakukan larangan impor emas dari Rusia. Sedangkan sumber dari pemerintah Jerman menyebutkan para pemimpin akan melakukan pembicaraan 'sangat konstruktif' adanya kemungkinan pembatasan harga pada impor minyak Rusia.
Diharapkan juga pemimpin G7 akan mendiskusikan soal opsi mengatasi kenaikan harga energi dan mengganti impor minyak dan gas Rusia.
Gelaran tersebut juga merupakan kesempatan untuk kanselir Jerman Olaf Scholz untuk menunjukkan ketegasannya pada krisis Ukraina. Dia menjanjikan melakukan revolusi pada kebijakan luar negeri dan pertahanan Jerman setelah serangan yang dilakukan Rusia bulan Februari lalu.
Pertemuan itu akan berlangsung di resor kastil Schloss Elmau kaki gunung Zugspite, gunung tertinggi di Jerman. Tempat tersebut sebelumnya juga digunakan pemerintah setempat saat menggelar pertemuan G7 pada tujuh tahun lalu.
(npb/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Jadi Tamu KTT G7, Jadi Juru 'Damai' Rusia-Ukraina?