
Ricuh Aborsi Ilegal di AS, Apa Kata Joe Biden?

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat tengah ricuh setelah Mahkamah Agung berupaya membatalkan hak aborsi. Hal ini memicu demonstrasi besar yang terbagi antara dua kubu pro dan kontra. Kini beberapa klinik pun mulai ditutup di beberapa negara bagian AS.
Sekitar setengah dari negara bagian diperkirakan akan memberlakukan pembatasan atau larangan baru setelah pengadilan membatalkan keputusan Roe v Wade yang berusia 50 tahun itu.
Di Phoenix, Arizona, polisi menembakkan gas air mata setelah pengunjuk rasa pro-pilihan aborsi menggedor pintu dan jendela gedung parlemen negara bagian. Di Los Angeles, pengunjuk rasa secara singkat memblokir lalu lintas di jalan raya.
"Tidak peduli seberapa keras kami mempersiapkan diri untuk berita buruk, ketika akhirnya datang, itu sangat menyakitkan. Harus menelepon pasien-pasien ini dan memberi tahu mereka bahwa Roe v Wade dibatalkan adalah hal yang memilukan," kata perawat Ashli Hunt kepada BBC, dikutip Sabtu (25/6/2022).
Menurut penelitian dari Planned Parenthood, sebuah organisasi perawatan kesehatan yang menyediakan aborsi, sekitar 36 juta wanita usia reproduksi akan kehilangan akses ke tempat aborsi di negara bagian mereka.
Sementara itu, keputusan tersebut disambut dengan kegembiraan oleh para pegiat anti-aborsi di luar pengadilan di Washington.
Di sisi lain, survei Pew baru-baru ini menemukan bahwa 61% orang dewasa mengatakan aborsi harus legal sepanjang atau sebagian besar waktu, sementara 37% mengatakan itu harus ilegal sepanjang atau sebagian besar waktu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden AS Joe Biden mengatakan putusan itu membahayakan kesehatan dan kehidupan perempuan.
"Ini adalah realisasi dari ideologi ekstrim dan kesalahan tragis oleh Mahkamah Agung," katanya.
Dia mengatakan dia akan bekerja untuk memastikan bahwa pejabat negara bagian dan lokal tidak dapat mencegah wanita bepergian untuk melakukan aborsi di negara bagian di mana prosedur itu legal, dan juga akan melindungi akses wanita ke kontrasepsi dan pengobatan untuk mengakhiri kehamilan hingga 10 minggu yang digunakan untuk aborsi.
Sementara itu mantan Wakil Presiden Mike Pence, seorang kritikus lama Roe v Wade, mendesak para aktivis anti-aborsi untuk tidak berhenti sampai kesucian hidup dilindungi oleh hukum di setiap negara bagian.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pelarangan Aborsi Bisa Berdampak ke Ekonomi AS, Ini Sebabnya