Internasional

Geger! Pekerja Produsen Tembaga Terbesar Dunia Mogok Kerja

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 24/06/2022 20:50 WIB
Foto: Paso de Los Libertadores, Chili (Image by Anna Neuenschannder from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pekerja di perusahaan pertambangan negara Chili, Codelco, melakukan pemogokan terbuka sebagai protes atas penutupan pabrik pengecoran oleh pemerintah untuk mengurangi polusi.

Melansir Aljazeera, setidaknya 18 orang ditangkap setelah pemogokan dimulai pada Rabu (22/6/2022) lalu. Para pekerja berkumpul di enam fasilitas pertambangan di seluruh negeri, memblokir pintu masuk dan membakar ban.

Di antara fasilitas yang ditargetkan adalah pengecoran Ventanas, dimana pekan lalu pemerintah mengumumkan itu akan ditutup setelah serangkaian keracunan sulfur dioksida dilaporkan di daerah tersebut.


Pejabat serikat pekerja menganggap penutupan pabrik pengecoran yang terletak sekitar 140 kilometer (87 mil) barat ibukota Santiago, sebagai "sewenang-wenang". Mereka juga menuntut pemerintah menginvestasikan US$54 juta untuk membawa pabrik ke standar lingkungan tertinggi.

Para pemimpin serikat pekerja mengatakan pemogokan telah melumpuhkan Codelco, yang menjadi produsen tembaga terbesar di dunia. Menteri Keuangan Mario Marcel turun tangan meminimalkan efeknya, sehingga pemogokan hanya "mengubah" produksi tetapi tidak menutup operasi.

"Tidak ada penghentian lokasi penambangan," kata Marcel pada konferensi pers, beberapa jam setelah pemogokan dimulai. "Oleh karena itu, dampak pada pendapatan finansial pada dasarnya nol."

Federasi Pekerja Tembaga (FTC), kelompok payung serikat Codelco, mengatakan 50.000 pekerja diperkirakan akan mogok, termasuk staf dan kontraktor setelah pabrik peleburan Ventanas ditutup meskipun ada seruan investasi untuk tetap membukanya.

"Kami sudah menghentikan semua divisi hari ini," kata Amador Pantoja, presiden serikat pekerja mengatakan kepada Reuters. "Kami akan menunggu dengan tenang di pagi hari untuk melihat apakah ada kesempatan untuk berbicara."

FTC mengatakan pemogokan akan merugikan Codelco sebesar US$20 juta per hari. Produsen ini memproduksi sekitar 8% dari tembaga dunia sebesar 10-15% dari produk domestik bruto (PDB) Chili.

Keputusan untuk menutup pengecoran Ventanas mengikuti insiden pada 9 Juni ketika 115 orang, sebagian besar anak sekolah, menderita keracunan sulfur dioksida. Insiden kedua dalam tiga hari ini memaksa penutupan sekolah di daerah tersebut.

Greenpeace menggambarkan daerah di sekitar pabrik Ventanas sebagai "Chernobyl Chili" menyusul insiden serius pada tahun 2018 ketika sekitar 600 orang di kota Quintero dan kota Puchuncavi menerima perawatan medis untuk gejala termasuk muntah darah, sakit kepala, pusing, kelumpuhan ekstremitas, serta tanda merah aneh pada kulit anak-anak


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Buruh Ancam Mogok Massal Jika Pemerintah Diam Soal Impor Ilegal