Tolong Pak Jokowi! Ekspor Dibuka, Sawit Petani Masih Hancur

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 June 2022 18:40
Antrean truk kelapa sawit di Kalimantan Tengah (Tangkapan layar Apkasindo)
Foto: Antrean truk kelapa sawit di Kalimantan Tengah (Tangkapan layar Apkasindo)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Kalangan petani menjerit dengan harga tandan buah segar (TBS) yang juga belum terangkat. Padahal, Presiden Joko Widodo sudah mencabut larangan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya sejak 23 Mei lalu dengan harapan agar TBS segera naik.

Saat ini, harga TBS sudah jauh lebih rendah dibanding sebelum adanya pelarangan ekspor CPO. Jika waktu normal harga TBS di kisaran Rp 3.000/Kg hingga di atas Rp 4.000/Kg, kemudian saat adanya pelarangan ekspor di kisaran Rp 1.000-2.000/Kg, saat ini nyatanya lebih rendah dari itu.

"Di Sumsel udah ada, Musi Banyuasin anggota kami jual Rp 700an/Kg. Di Lampung Muko Muko juga gitu Rp 700/Kg. Tapi itu daerah-daerah yang cukup jauh, sehingga hitungan pedagang itu ambil dengan transport jadi bersihnya di Rp 700-800 Kg," kata Ketua Bidang organisasi dan Anggota Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Sabarudin kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/6/22).

Padahal, harga modal atau Harga Pokok Produksi (HPP) petani lebih dari angka tersebut. Artinya petani sawit pun merugi, namun posisi tawar mereka lemah karena tidak bisa menjual kepada pihak lain. Akibatnya daripada harus menahannya, lebih baik menjual dengan harga rendah.

"Ada beberapa petani yang ngga imbang dengan HPP mereka, sarana produksi tinggi, misal pupuk minggu lalu lihat di provinsi Kabupaten di Rokan Hulu Rp 1 juta untuk beberapa jenis pupuk yang dibutuhkan," ujar Sabarudin.

Harga TBS yang ditetapkan oleh Provinsi umumnya berada di kisaran Rp 2.500/Kg. Namun kenyataan di lapangan jauh dari itu. Akibatnya petani pun mengalami kerugian yang tidak sedikit.

"Sekarang petani nggak untung," tegas Sabarudin.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Impian Terpendam Pengusaha, Ngebet Ada Badan Sawit di Bawah Presiden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular