Fenomena 'Apartemen Hantu' Mulai Hilang di DKI, Ini Pemicunya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal pandemi Covid-19, properti termasuk apartemen sewa menjadi salah satu sektor yang mengalami penurunan geliat paling drastis, banyak unit yang kosong bahkan disebut sebagai 'apartemen hantu', salah satu penyebab utamanya karena kepergian ekspatriat ke negara asal karena pembatasan efek pandemi.
Namun kini, ekspatriat itu mulai kembali ke Indonesia. Division Head of Residential Services Colliers Indonesia Lenny Sinaga mengungkapkan mereka kembali bekerja dan beraktivitas di Jakarta.
"Saat ini sejak akhir tahun kemarin kondisi itu mulai pick up, ekspatriat datang mostly mereka cari apartemen. Kebanyakan couple atau single. Tapi ada juga yang datang dengan family anak. Tapi yang single, couple banyak cari di kota, SCBD area, Kuningan," katanya kepada CNBC Indonesia Jumat (24/6/22).
Ia menegaskan bahwa bukan gelombang ekspatriat secara besar-besaran yang datang, melainkan tren kedatangan pekerja asing itu ke Indonesia mulai terlihat. Kedatangan mereka mengarah pada service apartment atau yang berada di bawah operator gedung.
"Yang single rata-rata perusahaan taruh yang service apartment, kaya Ascott mereka ada Ascott, Somerset, Citadine dan ada di Ritz Carlton Pacific Place, dia service apartment dan beberapa tempat lain," kata Lenny.
Sementara itu unservice apartment merupakan apartemen yang dimiliki oleh perorangan. Mereka biasanya menyewakan unitnya dengan harga yang lebih miring, namun dari segi pelayanan tidak selengkap service apartment. Dari segi waktu penyewaan rata-rata minimal satu tahun. Sementara itu, service apartment pun punya fleksibilitas dalam waktu sewa.
"Rata-rata mereka memang 3-12 bulan, sewa service apart dimana mereka bisa harian, Minggu bulanan jadi ngga masalah dan mereka all in full furnish, service dealing, house keeping service, breakfast masuk juga. Jadi lebih nyaman menaruh ekspat di service apartment," katanya.
(hoi/hoi)