Internasional

Xi Jinping Bela Putin, 'Semprot' Barat soal Sanksi ke Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 24/06/2022 11:55 WIB
Foto: AP/Alexei Druzhinin

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa dunia harus menentang sanksi sepihak yang diterapkan satu negara ke negara lainnya. Hal ini dilontarkannya dalam momen pertemuan virtual dengan pemimpin negara anggota aliansi ekonomi BRICS, Kamis (23/6/2022).

Pernyataan Xi ini keluar saat salah satu anggota BRICS, Rusia, mendapatkan sanksi ekonomi dari negara blok Barat yang berisi Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan negara sekutu lainnya. Hal ini dilakukan Barat sebagai bentuk penentangan terhadap serangan militer Moskow ke Ukraina.

Menurut Xi, sanksi sepihak ini merupakan sebuah bentuk manifesto mental perang dingin yang seharusnya ditinggalkan. Bila terus dibiarkan, ini akan memperkuat konfrontasi dan juga perluasan hegemoni baru.


"Bangsa-bangsa perlu menolak mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok, menentang sanksi sepihak dan penyalahgunaan sanksi, dan menolak lingkaran-lingkaran kecil yang dibangun di sekitar hegemonisme dengan membentuk satu keluarga besar yang tergabung dalam komunitas dengan masa depan bersama bagi kemanusiaan," ujar Xi seperti dilaporkan Xinhua dan dikutip Al Jazeera.

"Sebagai perwakilan dari pasar berkembang yang penting dan negara berkembang utama, pada titik kritis perkembangan sejarah, penting bagi dunia bahwa kita membuat pilihan yang tepat dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab."

BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) merupakan aliansi yang merupakan rumah bagi lebih dari 40% populasi global dan menyumbang hampir seperempat dari produk domestik bruto dunia. Aliansi ini sendiri didirikan pada 2009.

Saat ini, aliansi ekonomi itu sedang berusaha untuk menggaet anggota baru. Sejauh ini, Argentina dilaporkan telah berminat.

"Mekanisme kerja sama BRICS sangat penting untuk pembangunan dunia baru, lebih multipolar, dan seimbang," kata Duta Besar (Dubes) Argentina untuk China, Sabino Vaca Narvaja, kepada media resmi pemerintah China, Global Times, Rabu (22/6/2022).

"Saya telah memperhatikan bahwa beberapa analis percaya bahwa pengaruh ekonomi negara-negara BRICS diperkirakan akan melampaui G7. Jika mekanisme ini dapat diperluas lebih lanjut, pengaruh dan statusnya dalam tatanan internasional pasti akan meningkat."

Sementara itu, secara politik, beberapa anggota BRICS memiliki sikap yang sedikit berbeda terkait serangan Rusia ke Ukraina meski semuanya masih memberikan dukungan pada Moskow dalam aspek tertentu.

Tiga anggota BRICS yakni China, Afsel, dan India telah abstain dari pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Beijing dan Delhi sendiri diketahui memiliki hubungan militer yang kuat dengan Rusia dan membeli sejumlah besar minyak dan gasnya.

Di sisi lain, Afsel juga menolak untuk mengutuk tindakan militer Rusia untuk untuk menjaga hubungan ekonomi yang penting.

Untuk Brasil, negara pimpinan Jair Bolsonaro itu mendukung pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina.. Namun, Brasilia juga menegaskan penerapan sanksi sembarangan terhadap Rusia tidak mengarah pada rekonstruksi dialog.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS