Perhatian! Uang Helikopter Jokowi Sudah Disebar Rp 113 T

Cantika Adinda Putri Noveria, CNBC Indonesia
Kamis, 23/06/2022 20:55 WIB
Foto: Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani di Konferensi Pers APBN KiTA menyebutkan, realisasi PC-PEN masih rendah, sekitar 23%(Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan, realisasi anggaran penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) alias uang helikopter dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai dengan 17 Juni baru terealisasi Rp 113,5 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan realisasi PC-PEN yang sebesar Rp 113,5 triliun tersebut baru mencakup 24,9% dari pagu anggaran yang sebesar Rp 455,62 triliun.

"Realisasi PC-PEN masih lambat, dari pagu Rp 455,62 triliun baru teralisir Rp 113,5 triliun sampai 17 Juni 2022. Artinya baru 23,9% dibandingkan realisasi belanja K/L ini lebih rendah," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Mei, Kamis (23/6/2022).


Sri Mulyani merinci, untuk penanganan kesehatan terealisasi Rp 27,6 triliun atau 22,5% dari pagu yang sebesar Rp 122,54 triliun.

"Realisasi utamanya untuk pembayaran klaim dan insentif tenaga kesehatan, serta insentif perpajakan vaksin atau alat kesehatan dan penanganan Covid-19 melalui dana desa," jelas Sri Mulyani.

Di mana klaim pasien Rp 20,3 triliun dan insentif tenaga kesehatan Rp 2 triliun, pengadaan vaksin Rp 1,6 triliun, insentif perpajakan kesehatan Rp 1,2 triliun, dan dana desa untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 2,5 triliun.

Kemudian untuk perlindungan masyarakat sudah terealisasi Rp 57 triliun, atau baru mencapai 36,9% dari pagu yang sebesar Rp 154,76 triliun.

Foto: Kementerian Keuangan
apbn


Penggunaan pada klaster perlindungan masyarakat diperuntukkan PKH Rp 14,3 triliun untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), kartu sembako Rp 18,9 triliun untuk 18,8 juta KPM.

Serta BLT minyak goreng Rp 7,2 triliun untuk 21,8 juta penerima yang disalurkan oleh Kemensos, TNI, dan Polri, BLT Desa Rp 10,9 triliun untuk 7,26 juta keluarga, bantuan tunai untuk pedagang kaki lima dan warung sebesar Rp 1,3 triliun, dan kartu prakerja Rp 4,4 triliun untuk 1,23 juta peserta.

Adapun untuk penguatan pemulihan ekonomi baru terealisasi Rp 28,8 triliun atau mencapai 16,2% dari pagu sebesar Rp 178,32 triliun. Diantaranya untuk padat karya Rp 5,5 triliun, pariwisata dan ekonomi kreatif Rp 900 miliar, ketahanan pangan, ICT Rp 1,6 triliun, kawasan industri Rp 600 miliar, dukungan UMKM Rp 8,23 triliun, serta insentif perpajakan Rp 6 triliun.

"Dari sisi belanja masih belum perform dari PCPEN, baik dari daerah dan belanja kementerian/lembaga," jelas Sri Mulyani.

Di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif, kata Sri Mulyani peran APBN sebagai shock absorber perlu dijaga dan agar berfungsi optimal. Program PCPEN harus responsif dan antisipatif.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil