
5 Negara Eropa Teriak Krisis Energi, Pengusaha Batu Bara Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara di Eropa mulai teriak krisis energi dan sibuk untuk mengamankan pasokan energinya masing-masing. Tercatat ada lima negara yang saat ini sudah teriak bahwa negaranya diambang krisis energi khususnya gas, yang mengancam padamnya listrik.
Kelima negara tersebut adalah Jerman, Swedia, Belanda, Austria dan Denmark. Dari ke lima negara tersebut, terdapat negara yang akan mengalihkan kebutuhan gas untuk pembangkit menjadi ke batu bara dan mengaktifkan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Tentunya, ini akan menjadi berkah bagi pengusaha batu bara, terutama batu bara Indonesia.
Kementerian ESDM mencatat terdapat permintaan batu bara dari Jerman sebanyak 5 juta ton - 6 juta ton batu bara. Permintaan tersebut tinggal menunggu surat resmi dari pihak Jerman. Sementara ini, negara lainnya belum ada yang pesan batu bara Indonesia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia sebelumnya mengatakan bahwa sudah ada beberapa permintaan ekspor ke Eropa. Bahkan, sudah ada kegiatan ekspor batu bara yang dilakukan ke Polandia.
Namun, Hendra tidak mengetahui secara pasti berapa banyak ekspor batu bara ke Eropa tersebut. " Progresnya bagus. Dengar-dengar sudah ada ekspor ke beberapa negara Eropa. Kemarin sore dengan buyer dari Polandia, infonya sudah ada ekspor yang jalan," kata Hendra kepada CNBC Indonesia, Kamis (23/6/2022).
APBI, kata Hendra akan terus meladeni permintaan beberapa potensial buyer dari Polandia dan Jerman yang difasilitasi oleh KBRI setempat.
Kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol kepada Der Spiegel yang dikutip kembali oleh Reuters. Menurutnya, terancam kekurangan stok bahan bakar pada musim panas tahun ini akibat pasar minyak dunia yang makin ketat.
"Ketika musim liburan utama dimulai di Eropa dan AS, permintaan bahan bakar akan meningkat. Kemudian kita bisa melihat kekurangan: misalnya dengan solar, bensin, atau minyak tanah, khususnya di Eropa," tuturnya.
Birol juga memperingatkan bahwa krisis energi saat ini jauh lebih besar daripada guncangan minyak pada 1970-an. Selain itu, kekurangan bahan bakar kali ini berpotensi berlangsung lebih lama.
Adapun, kekhawatiran tersebut datang di tengah langkah drastis Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia berupa embargo minyak. Sebanyak 90% pasokan minyak Negeri Beruang Merah ke Benua Biru akan dihentikan.
Berikut daftar negara-negara yang berada dalam krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina, dihimpun dari berbagai sumber:
1. Swedia
Badan Energi Swedia telah mengumumkan "peringatan dini" soal pasokan gas di negara itu. Ini merupakan status siaga pertama akan situasi krisis, diikuti "peringatan" untuk level lebih tinggi dan "darurat" untuk level sangat tinggi.
Swedia sendiri menjadi salah satu negara yang sangat bergantung pada gas Rusia. Di sisi lain, Rusia mulai mengurangi pasokannya ke Eropa, termasuk ke Swedia.
2. Jerman
Jerman berencana untuk menyalakan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU). Hal ini terjadi karena situasi pasar gas yang memburuk akibat pembatasan pasokan gas Rusia.
Menteri Ekonomi Robert Habeck memperingatkan bahwa situasinya akan "sangat ketat di musim dingin". Apalagi, jika negara itu tidak melakukan tindakan pencegahan untuk membendung kekurangan pasokan.
Karenanya, negeri itu akan mengkompensasi pengurangan pasokan gas Rusia dengan meningkatkan pembakaran batu bara. Padahal sebelumnya Jerman berkomitmen "membuang" bahan bakar fosil paling intensif karbon itu.
3. Belanda
Sama seperti Jerman, pemerintah Belanda juga menghidupkan kembali tenaga batu bara. Negeri Kincir Angin juga meminta industri dan pelaku bisnis untuk menghemat penggunaan energinya.
Belanda mengaku pemotongan yang dilakukan Rusia sangatlah mengkhawatirkan meski negara itu hanya mengimpor 15% pasokan gasnya dari Moskow.
"Saya ingin menekankan bahwa saat ini tidak ada kekurangan gas akut. Namun, lebih banyak negara sekarang diperas (oleh Rusia). Itu mengkhawatirkan kami," Menteri iklim dan energi Belanda Rob Jetten mengatakan kepada wartawan di Den Haag.
4. Austria
Selain Jerman dan Belanda, Austria juga telah mengambil langkah serupa. Wina memutuskan untuk mengaktifkan kembali pembangkit batu baranya pasca berkurangnya pasokan gas Moskow.
"Pihak berwenang akan bekerja dengan kelompok Verbund, pemasok listrik utama negara itu, untuk membuat stasiun di kota selatan Mellach kembali berfungsi," kata kantor Kanselir negara itu dikutip AFP, Selasa (21/6/2022).
5. Denmark
Badan energi Denmark kini memberikan status "peringatan dini" seiring kekhawatiran pasokan gas karena ketidakpastian impor energi dari Rusia akibat perang dengan Ukraina. Sebagai informasi, Negara Uni Eropa (UE) memberikan tiga tingkatan peringatan akan krisis, dimulai dengan "peringatan dini", lalu "waspada", dan yang tertinggi "darurat".
"Ini adalah situasi serius yang kami hadapi dan diperparah dengan berkurangnya pasokan," kata Wakil Direktur Badan Energi Denmark, Martin Hansen, ketika mengumumkan peringatan, Senin, dikutip AFP.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Darurat Energi, Jerman "Makan" Batu Bara Lagi!