Task Force ESC B20 Susun 3 Rekomendasi Demi Net Zero Karbon

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia

23 June 2022 09:18

Penggunaan energi baru terbarukan menjadi arah industri masa depan. — Foto: Dok: Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - B20 Indonesia menggelar forum dialog The Energy Transition In Growth Markets dengan tema 'Maximizing The Value of The Energy Transition in Growth Markets and Paving The Way to B20' di Roma, Selaa (21/06).

Forum tersebut membahas masa depan industri energi di era yang mengedepankan keberlanjutan dan emisi rendah. Hal itu menjadi masa depan yang dituntut dunia, dan pelaku bisnis atau industri yang akan menjadi pelopor dan memimpinnya ke arah sana.

Deputy Chair TF ESC B20 sekaligus Managing Director Jababeka Infrastruktur, Agung Wicaksono mengatakan, potensi dekarbonisasi menuju net zero emission salah satunya juga berasal dari kawasan industri.

"Penyediaan energi terbarukan untuk perusahaan di kawasan industri yang memiliki demand yang besar akan dapat berkontribusi dalam mencapai target transisi energi," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Kamis (23/6/2022).

Baca:

Top! Pertamina Catat Penghematan Sampai Rp 32 Triliun

Untuk itu, Task Force ESC B20 telah menyusun rekomendasi kebijakan yang berfokus kepada 3 rekomendasi dengan 12 tindakan kebijakan yang menyerukan kerja sama global.

Tiga rekomendasi tersebut terdiri dari, pertama, mempercepat transisi ke penggunaan energi berkelanjutan dengan mengurangi intensitas karbon melalui beberapa jalur. Kedua adalah untuk memastikan transisi yang adil, teratur, dan terjangkau ke penggunaan energi yang berkelanjutan. Ketiga, meningkatkan ketahanan energi sehingga konsumen dapat mengakses dan mengkonsumsi energi bersih dan modern.

"Kami sedang bekerja keras untuk memastikan adanya keselarasan antara target kinerja yang telah ditetapkan B20 Italia tahun lalu dan target kinerja kami tahun ini agar ada keberlanjutannya," tambah Agung.

Lebih lanjut, dia menegaskan, bahwa pembiayaan ke negara-negara berkembang juga patut diperhitungkan. Untuk itu perlu dirumuskan cara bagaimana mengintegrasikan keuntungan dari penetapan harga karbon ke pembiayaan transisi energi.

"Selain itu, pada transisi energi kita juga harus memikirkan aspek keamanan dan ketersediaan energi dunia. Artinya, pada saat yang sama kami memastikan bahwa selain bergerak menuju energi yang lebih hijau, pada saat yang sama kami juga memastikan bahwa setiap orang mendapatkan akses ke energi bersih dan modern," pungkas Agung.