
Intelijen Inggris Ungkap Kondisi Pasukan Rusia, Seperti Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan intelijen pertahanan Inggris menyatakan pergerakan pasukan Rusia di Ukraina akan melambat dalam beberapa bulan ke depan.
Hal itu pun diperkuat oleh pernyataan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang mengatakan bahwa tentara Rusia akan segera kehabisan sumber daya yang diperlukan untuk berperang.
Dalam komentar yang dirilis pada Rabu (22/6/2022) oleh Sueddeutsche Zeitung Jerman, Johnson mengatakan pasukan Presiden Vladimir Putin memang mendapatkan kemajuan di wilayah Donbas Timur yang mendatangkan kehancuran bagi pihak Ukraina. Namun, hal itu harus dibayar mahal dari sisi tentara dan persenjataan Rusia.
"Layanan intelijen pertahanan kami percaya, bagaimanapun, bahwa dalam beberapa bulan ke depan, Rusia dapat mencapai titik di mana tidak ada lagi momentum ke depan karena telah menghabiskan sumber dayanya," kata Johnson.
"Kemudian kita harus membantu Ukraina untuk membalikkan dinamika. Saya akan memperdebatkan hal ini di KTT Kelompok Tujuh (G7)," katanya.
Menurutnya, perlambatan pergerakan pasukan Rusia harus segera dimanfaatkan sebagai momentum bagi tentara Ukraina dalam melakukan serangan balasan dengan didukung oleh bantuan persenjataan dari Inggris maupun negara lain.
Ditanya seperti apa kemenangan bagi Ukraina, atau kegagalan bagi Putin, Johnson menyatakan setidaknya pihak Ukraina mendapatkan kembali status quo yang ada sebelum 24 Februari dan bahwa pasukan Rusia berhasil dipukul mundur.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Ngamuk, Ancam Bom Inggris & Pabrik Jerman