
Rusia Terancam Gagal Bayar Utang, Putin Terbitkan Dekrit

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk menetapkan prosedur sementara pemenuhan kewajiban utang luar negeri Rusia di tengah ancaman gagal bayar atau default.
Kremlin telah berulang kali mengatakan tidak ada alasan bagi Rusia untuk gagal membayar utangnya. Dikatakan pemerintah memiliki dana untuk memenuhi kewajiban itu, tetapi tidak dapat melakukan pembayaran bunga kepada pemegang obligasi.
Di bawah perintah tersebut, Putin telah memberi pemerintah 10 hari dalam memilih bank untuk menangani pembayaran Eurobonds di bawah skema baru. Hal itu menunjukkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan kewajiban utangnya terpenuhi ketika membayar dalam rubel.
Adapun, ancaman gagal bayar utang luar negeri karena sanksi Barat atas apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina membawanya lebih dekat ke default terbesar pada obligasi internasional sejak revolusi Bolshevik lebih dari seabad yang lalu.
"Kewajiban Eurobonds dari Federasi Rusia akan dianggap dipenuhi dengan benar jika mereka dieksekusi dalam rubel dengan jumlah yang setara dengan nilai kewajiban dalam mata uang asing," kata dekrit yang diterbitkan Rabu (22/6/2022), dikutip Reuters.
Nilai tukar akan didasarkan pada nilai tukar di pasar mata uang internal Rusia pada hari pembayaran, menurut keputusan tersebut.
Perlu diketahui, obligasi senilai US$ 40 miliar telah menjadi salah satu 'sasaran' dalam sanksi keuangan yang dijatuhkan oleh Barat.
Namun, Moskow sejauh ini berhasil menghindari default dan melakukan pembayaran kepada pemegang internasional pada tujuh Eurobonds yang berbeda sejak awal perang dengan menemukan cara baru untuk mentransfer uang dan menemukan solusi.
Rusia harus melakukan dua pembayaran bunga sebesar US$71,25 juta dan 26,5 juta euro (US$ 27,98 juta) pada 27 Mei. Rusia memiliki masa tenggang 30 hari untuk melakukan pembayaran.
Rusia mengatakan telah mentransfer uang tunai ke National Settlement Depository, tetapi sanksi kemungkinan mencegah dana tersebut tersalurkan.
Kementerian Keuangan Rusia mengatakan pekan lalu Rusia akan membayar rubel pada Eurobonds yang nantinya dapat dikonversi ke mata uang asing.
"Apa yang mereka lakukan adalah membangun mekanisme kementerian keuangan untuk melakukan pembayaran dalam rubel ke bank yang tidak berada di bawah sanksi Barat," kata Tatiana Orlova, ekonom utama di Oxford Economics.
Adapun, jika semuanya berjalan tak sesuai rencana Putin, maka default bisa terjadi sekitar akhir Juni.
Sementara itu, analis memperkirakan keputusan Putin tidak akan banyak mengubah 'takdir' Rusia menuju default dalam obligasi internasionalnya, yang diterbitkan di bawah hukum Inggris.
"Putin tidak menentukan kapan/apakah terjadi default," kata Tim Ash, ahli strategi di BlueBay Asset Management. "Dia tidak menentukan apakah Eurobonds telah dibayarkan dan dalam bentuk yang diminta dalam kontrak atau tidak."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow, Intip Aksi Putin Jadi Sniper di Kamp Pelatihan