Jika 'Harta Karun' Ini Diolah, RI Bisa Untung 16 Kali Lipat

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
22 June 2022 09:46
An employee works next to molten iron at a steel mill of Dongbei Special Steel in Dalian, Liaoning province, China July 17, 2018. REUTERS/Stringer  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral atau hilirisasi tambang menjadi produk bernilai tambah di dalam negeri. Hal tersebut dilakukan agar produk di sektor pertambangan memberi nilai tambah dan menciptakan lapangan pekerjaan

Pasalnya sudah sejak lama Indonesia hanya melakukan kegiatan penjualan bahan mentah ke luar negeri. Salah satunya yakni jenis 'harta karun' yakni sumber daya mineral tambang seperti timah.

Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel) sekaligus Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin membeberkan bahwa proses pengolahan bijih timah dapat meningkatkan nilai tambah yang berkali-kali lipat. Bahkan nilainya dapat mencapai hingga 16 kali lipat.

"Dari sisi nilai tambah, proses pengolahan bijih timah dari biji hingga menjadi tin ingot dapat meningkatkan nilai tambah hingga 16 kali lipat," kata Ridwan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Selasa (22/6/2022).

Oleh sebab itu, hal tersebutlah yang terus didorong pemerintah agar penciptaan nilai tambah dari sektor tambah dapat terealisasi. Mengingat, akan banyak nilai tambah yang akan diperoleh pemerintah.

Seperti diketahui, Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku timah dunia. Pasalnya, negara ini memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia.

Menurut Ridwan total cadangan dunia saat ini mencapai 4.741.000 ton logam. Adapun dari jumlah tersebut kontribusi cadangan timah Indonesia mencapai 800 ribu ton atau 17% dari cadangan timah dunia.

Sementara, kontribusi cadangan timah China terhadap dunia mencapai 23%, Brazil 15%, dan Australia 8%. "Timah nomor dua di dunia, no satu China, tidak ada yang bisa lawan China dan cadangan kita logam ada 800 ribu ton cadangan timah," kata dia.

Ridwan menjelaskan bahwa saat ini 91% cadangan logam timah terdapat di Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, saat ini terdapat 482 Izin Usaha Pertambangan (IUP) timah, dengan hanya 2 IUP eksplorasi dan 280 IUP operasi produksi.

"Ada 482 IUP komoditas timah di Babel, dengan hanya 2 IUP eksplorasi dan 280 operasi produksi tidak semua aktif operasi," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya 'Harta Karun' Terbesar Ke-2 Dunia, Seberapa Banyak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular