
Jerman Minta Batu Bara, RI Tunggu Surat Kepastian!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diperkirakan akan ketiban durian runtuh seiring dengan permintaan batu bara dari negara-negara Eropa seperti Jerman. Namun demikian, permintaan batu bara tersebut baru saja sebatas pembicaraan awal.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin. Menurut dia pembicaraan mengenai permintaan batu bara oleh Jerman belum melalui surat resmi.
Ia juga mengoreksi pernyataan yang sebelumnya membeberkan bahwa Jerman meminta pasokan batu bara sebesar 150 juta ton. "Sudah diralat ya bukan 150. Belum jelas komunikasinya dia belum ada permintaan surat. Surat resmi belum ada," kata Ridwan saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (21/6/2022).
Meski belum resmi, Ridwan mengatakan bahwa selain Jerman, India juga tertarik untuk membeli batu bara dari Indonesia. Namun sama halnya dengan Jerman, India juga masih dalam tahap rencana penjajakan.
Dengan kondisi tersebut, ia memastikan bahwa saat ini belum ada perusahaan batu bara Indonesia yang mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2022.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengaku telah ditelepon oleh lima Presiden dan Perdana Menteri (PM) negara lain, telepon tersebut berurusan dengan permintaan batu bara dari Indonesia. Jika tidak dikirimi batu bara, maka listrik dan industri negara tersebut bakal padam.
"Ada lima Presiden dan Perdana Menteri yang telepon saya., Presiden Jokowi mohon kita dikirim batu baranya segera dengan cepat. Kalau tidak kita mati listrik, industri kita mati," terang Jokowi dalam acara Rakernas PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
Dari banyaknya permintaan ekspor batu bara, Jokowi menyadari bahwa Indonesia memiliki kekuatan yang besar terhadap batu bara yang ada di dalam negeri. Tak hanya batu bara, Indonesia juga memiliki kekuatan yang besar dari produk Crude Palm Oil (CPO), yang mana ada beberapa negara juga yang meminta untuk RI mengekspor segera CPO-nya.
"Waktu minyak goreng kita setop ekspor untuk kebutuhan dalam negeri dan batu bara juga. Ada dua PM Presiden telepon saya. Pak kalau bapak tidak kirim ke kami akan terjadi gejolak sosial-politik di negara saya. Tolong bisa dikirimkan. saya cek, ada stok 3 juta ton kemudian permintaannya 200 ribu ton, 120 ribu ton tadi kita tau posisi kita ada di mana," tandas Jokowi.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjualan Batu Bara Naik, PTBA Incar Potensi Pasar di Sini
