Seluruh Dunia Butuh Gas, RI Bisa Jadi Rujukan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 20/06/2022 15:35 WIB
Foto: lapangan migas, doc SKK Migas

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mempunyai kesempatan menggaet investor migas kelas kakap untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. Pasalnya, kebutuhan gas di berbagai belahan dunia di masa mendatang diperkirakan akan terus meningkat.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menilai dengan ditandatanganinya tiga kontrak kerja sama migas wilayah kerja (WK) Agung I dan Agung II oleh BP dan North Ketapang oleh Petronas pada Senin (20/6/2022), menandakan bahwa investasi migas tanah air masih menarik.

"Dengan penandatanganan ini kita melihat bahwa investor terutama investor besar ada BP dan Petronas masih melihat Indonesia sebagai negara yang menarik untuk investasi ke depan," ujarnya di Gedung Kementerian ESDM.


Menurut Dwi, hal tersebut juga dipicu dengan adanya kondisi konflik geopolitik yang saat ini masih terus berlangsung. Alhasil, negara-negara di Eropa melihat RI sebagai wilayah baru yang cukup potensial untuk mengembangkan hulu migas.

"Indonesia punya potensi cadangan ke depan lebih banyak gas dibandingkan minyak dan memang mereka perlu gas," ujarnya.

Ia pun berharap agar proyek proyek jumbo seperti Blok Masela hingga Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) juga dapat segera jalan lebih cepat dengan adanya kondisi saat ini. Oleh sebab itu, pihaknya bersama Kementerian ESDM akan lebih aktif dalam menawarkan wilayah kerja potensial ke perusahaan dunia.

Untuk diketahui, BP baru saja meneken dua kontrak kerja sama (PSC) blok migas hasil lelang yang sudah digelar sejak November 2021 lalu. Kedua blok migas tersebut yakni Blok Agung I dan Blok Agung II.

Adapun blok pertama, yakni Blok Agung I, dikelola oleh BP Agung I Limited. Blok ini sendiri berlokasi di Lepas Pantai Bali dan Jawa Timur dengan luas 6.656,73 km2, minimum komitmen pasti G&G, akuisisi dan processing seismik 3D 2.000 km2.

BP Agung I Limited memberikan bonus tanda tangan atau signature bonus untuk blok ini sendiri sebanyak US$ 100.000 dengan komitmen kerja pasti US$ 2,5 juta.

Sementara itu, Blok Agung II dikelola oleh BP Agung II limited. Nlok ini berlokasi di laut dalam lepas pantai Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur meliputi wilayah seluas 7.970 km2.

Adapun minimum komitmen pasti G&G, dan akuisisi dan processing seismik 3D 2.000 km2. BP Agung II Limited memberikan bonus tanda tangan senilai US$ 100.000 dengan komitmen kerja pasti senilai US$ 1,5 juta.

Selain BP, terdapat penandatanganan kontrak kerja sama migas North Ketapang oleh PC North Ketapang SDN. BHD. yang merupakan anak perusahaan Petronas.

Blok migas ini berada di daratan dan lepas Pantai Jawa Timur dengan luas 3.121,4 km2, minimum komitmen pasti G&G, dan akuisisi dan processing seismik 3D 300 km2. Signature bonus US$ 500.000 dan komitmen kerja pasti selama tiga tahun mencapai US$ 8,14 juta.

Adapun total keseluruhan investasi eksplorasi dan eksploitasi ketiga wilayah ini senilai US$ 12,14 juta dan bonus tanda tangan senilai US$ 700.000.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Genjot Produksi Migas 2025, PHR Bor 5 Sumur-Pakai Teknologi EOR