Ngga Bohong! RI Kaya Sumber Gas, Ini Buktinya..

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 20/06/2022 13:28 WIB
Foto: Noble Gas (REUTERS/Handout)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membeberkan bahwa Indonesia kaya akan sumber gas bumi. Hal tersebut tercermin dari beberapa temuan sumber baru yang lebih banyak didominasi gas dibandingkan minyak bumi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa Indonesia kaya akan sumber gas bumi yang luar biasa. Misalnya seperti Blok Agung I, Blok Agung II, Andaman I, Andaman II, dan Andaman III.

"Indonesia itu memang diberkahi banyak penemuan gas luar biasa. Agung Gas, Andaman Gas juga, belum Masela, IDD. Andaman 1,2,3 Gas semua itu dugaan kita. Agung 1 dan Agung 2 juga gas," katanya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (20/6/2022).


Melihat hal tersebut, Tutuka menilai bahwa gas menjadi kunci dalam menjembatani transisi energi. Apalagi gas dapat digunakan untuk apa saja. Misalnya, untuk industri hingga sektor kelistrikan.

"Dari banyaknya pemakaian gas itu lebih murah untuk menghasilkan sesuatu, produktivitasnya naik. Efisiensi naik, akan nambah. Kalau kita pakai gas dan gambaran potensi yang banyak, estimasi kita 30 tahun masih bisa," katanya.

Seperti diketahui, meski dianugerahi sumber gas yang cukup melimpah namun pemanfaatannya hingga kini masih belum optimal. Hal tersebut dapat diketahui dari impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) selama satu dekade terakhir ini yang terus menanjak.

Bahkan pada tahun 2020, tingkat ketergantungan impor LPG mencapai 79,7% di mana impor sebesar 6,4 juta ton. Sementara konsumsi sebesar 8 juta ton. Tingkat ketergantungan ini sudah naik tinggi dibandingkan satu dekade lalu sebesar 48,9%.

Adapun biaya yang dikeluarkan oleh Indonesia untuk impor LPG tidaklah sedikit. Menurut Presiden Joko Widodo Kisarannya mencapai Rp 80-an triliun.

"Impor kita LPG itu gede banget mungkin Rp 80-an triliun dari kebutuhan Rp 100-an triliun, impornya Rp 80 triliun itu pun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat, karena harganya tinggi sekali, subsidinya Rp 60 triliun - Rp 70 triliun, pertanyaan saya, apakah kita mau lakukan ini terus-terusan?," ungkap Presiden Joko Widodo saat peresmian pembangunan atau groundbreaking pabrik gasifikasi batu bara, Senin (24/1/2022).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspansi Elnusa, Mini LNG Plant - Incar Lapangan Migas Irak