Punya Potensi, Alasan Raksasa Migas Inggris Bertahan di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketertarikan raksasa migas asal Inggris yakni British Petroleum (BP) terhadap sektor hulu migas di Indonesia rupanya masih cukup besar. Pasalnya, di saat perusahaan migas raksasa asal Inggris ini melepas beberapa proyek migasnya di beberapa negara lain, perusahaan masih tetap bertahan di Indonesia.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa perusahaan kakap sekelas BP masih memilih untuk tetap berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari penambahan hak pengelolaan Blok Agung I dan Blok Agung II ke portofolio perusahaan.
"BP Internasional itu dilepas-lepas yang migas, yang fosil dilepas-lepas. Indonesia tidak, tanya ke BP. Jadi Indonesia masih dipegang karena dia melihat potensi masih ada," ujar Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (20/6/2022).
Oleh sebab itu, saat ini pemerintah akan terus membangun komunikasi dengan para International Oil Companies. Sehingga investasi hulu migas di Indonesia mulai menggeliat kembali.
"Ini kondisi yang tidak mudah bagi negara kita, kita harus betul-betul menggunakan potensi kita, menggunakan kemampuan kita untuk menarik investasi kita. Sehingga kita masih bisa kondisikan eksplorasi apa yang kita punya," katanya.
Sementara, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menilai investor besar seperti BP dan Petronas masih melihat Indonesia sebagai negara yang menarik untuk berinvestasi di sektor hulu. Hal tersebut juga tak terlepas dari kondisi konflik geopolitik saat ini, dimana negara eropa akan melihat Indonesia sebagai wilayah baru yang menarik.
"Indonesia punya potensi cadangan ke depan lebih banyak gas dibandingkan minyak dan memang mereka perlu gas," kata Dwi.
Seperti diketahui, BP baru saja meneken dua kontrak kerja sama (PSC) Wilayah Kerja (WK) atau blok migas hasil lelang yang sudah digelar sejak November 2021 lalu. Kedua blok migas tersebut yakni Blok Agung I dan Blok Agung II.
Blok Agung I sendiri dikelola oleh BP Agung I Limited. Blok ini berlokasi di Lepas Pantai Bali dan Jawa Timur dengan luas 6.656,73 km2, minimum komitmen pasti G&G, akuisisi dan processing seismik 3D 2.000 km2.
BP Agung I Limited memberikan signature bonus untuk blok ini sendiri sebanyak US$ 100.000 dengan komitmen kerja pasti US$ 2,5 juta.
Kemudian yang kedua yakni Blok Agung II, berlokasi di Lepas Pantai Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur dengan kontraktor BP Agung II Limited.
Adapun minimum komitmen pasti G&G, dan akuisisi dan processing seismik 3D 2.000 km2. BP Agung II Limited memberikan bonus tandatangan senilai US$ 100.000 dengan komitmen kerja pasti senilai US$ 1,5 juta.
Selain BP, pada hari ini juga terdapat penandatanganan kontrak kerja sama migas North Ketapang oleh PC North Ketapang SDN. BHD. yang merupakan anak perusahaan Petronas.
Blok migas ini sendiri berada di daratan dan lepas Pantai Jawa Timur dengan luas 3.121,4 km2, minimum komitmen pasti studi geologi dan geofisika (G&G), dan akuisisi dan processing seismik 3D 300 km2. Signature bonus US$ 500.000 dan komitmen kerja pasti selama tiga tahun mencapai US$ 8,14 juta.
(pgr/pgr)